Selasa, 31 Januari 2012

0

Sang Pejuang Yang Disingkirkan Negara

Hatinya terlalu teguh untuk berkompromi. Maka ia diburu polisi rahasia Belanda, Inggris, Amerika, dan Jepang di 11 negara demi cita-cita utama: kemerdekaan Indonesia. Ia, Tan Malaka, orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia. Muhammad Yamin menjulukinya ”Bapak Republik Indonesia”. Soekarno menyebutnya ”seorang yang mahir dalam revolusi”. Tapi hidupnya berakhir tragis di ujung senapan tentara republik yang didirikannya.


Sosok Tan Yang Mahir Dalam Revolusi

Ia seorang yang telah melukis revolusi Indonesia dengan bergelora. Namanya Tan Malaka, atau Ibrahim Datuk Tan Malaka, dan kini mungkin dua-tiga generasi melupakan sosoknya yang lengkap ini: kaya gagasan filosofis, tapi juga lincah berorganisasi.

ORDE Baru telah melabur hitam peran sejarahnya. Tapi, harus diakui, di mata sebagian anak muda, Tan mempunyai daya tarik yang tak tertahankan. Sewaktu Soeharto berkuasa, menggali pemikiran serta langkah-langkah politik Tan sama seperti membaca novel-novel Pramoedya Ananta Toer. Buku-bukunya disebarluaskan lewat jaringan klandestin. Diskusi yang membahas alam pikirannya dilangsungkan secara berbisik. Meski dalam perjalanan hidupnya Tan akhirnya berseberangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), sosoknya sering kali dihubungkan dengan PKI: musuh abadi Orde Baru.

Perlakuan serupa menimpa Tan di masa Soekarno berkuasa. Soekarno, melalui kabinet Sjahrir, memenjarakan Tan selama dua setengah tahun, tanpa pengadilan. Perseteruannya dengan para pemimpin pucuk PKI membuat ia terlempar dari lingkaran kekuasaan. Ketika PKI akrab dengan kekuasaan, Bung Karno memilih Musso—orang yang telah bersumpah menggantung Tan karena pertikaian internal partai—ketimbang Tan. Sedangkan D.N. Aidit memburu testamen politik Soekarno kepada Tan. Surat wasiat itu berisi penyerahan kekuasaan kepemimpinan kepada empat nama—salah satunya Tan—apabila Soekarno dan Hatta mati atau ditangkap. Akhirnya Soekarno sendiri membakar testamen tersebut. Testamen itu berbunyi: ”...jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan Malaka.”

Politik memang kemudian menenggelamkannya. Di Bukittinggi, di kampung halamannya, nama Tan cuma didengar sayup-sayup. Ketika Harry Albert Poeze, sejarawan Belanda yang meneliti Tan sejak 36 tahun lalu, mendatangi Sekolah Menengah Atas 2 Bukittinggi, Februari lalu, guru-guru sekolah itu terkejut. Sebagian guru tak tahu Tan pernah mengenyam pendidikan di sekolah yang dulu bernama Kweekschool (sekolah guru) itu pada 1907-1913. Sebagian lain justru tahu dari murid yang rajin berselancar di Internet. Mereka masih tak yakin, sampai kemudian Poeze datang. Poeze pun menemukan prasasti Engku Nawawi Sutan Makmur, guru Tan, tersembunyi di balik lemari sekolah.

Di sepanjang hidupnya, Tan telah menempuh pelbagai royan: dari masa akhir Perang Dunia I, revolusi Bolsyewik, hingga Perang Dunia II. Di kancah perjuangan kemerdekaan Indonesia, lelaki kelahiran Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897 ini merupakan tokoh pertama yang menggagas secara tertulis konsep Republik Indonesia. Ia menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta, yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) sebagai pleidoi di depan pengadilan Belanda di Den Haag (1928), dan Bung Karno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933).

Buku Naar de Republiek dan Massa Actie (1926) yang ditulis dari tanah pelarian itu telah menginspirasi tokoh-tokoh pergerakan di Indonesia. Tokoh pemuda radikal Sayuti Melik, misalnya, mengenang bagaimana Bung Karno dan Ir Anwari membawa dan mencoret-coret hal penting dari Massa Actie. Waktu itu Bung Karno memimpin Klub Debat Bandung. Salah satu tuduhan yang memberatkan Soekarno ketika diadili di Landrat Bandung pada 1931 juga lantaran menyimpan buku terlarang ini. Tak aneh jika isi buku itu menjadi ilham dan dikutip Bung Karno dalam pleidoinya, Indonesia Menggugat.

W.R. Supratman pun telah membaca habis Massa Actie. Ia memasukkan kalimat ”Indonesia tanah tumpah darahku” ke dalam lagu Indonesia Raya setelah diilhami bagian akhir dari Massa Actie, pada bab bertajuk ”Khayal Seorang Revolusioner”. Di situ Tan antara lain menulis, ”Di muka barisan laskar, itulah tempatmu berdiri.... Kewajiban seorang yang tahu kewajiban putra tumpah darahnya.”

Di seputar Proklamasi, Tan menorehkan perannya yang penting. Ia menggerakkan para pemuda ke rapat raksasa di Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), 19 September 1945. Inilah rapat yang menunjukkan dukungan massa pertama terhadap proklamasi kemerdekaan yang waktu itu belum bergema keras dan ”masih sebatas catatan di atas kertas”. Tan menulis aksi itu ”uji kekuatan untuk memisahkan kawan dan lawan”. Setelah rapat ini, perlawanan terhadap Jepang kian berani dan gencar.

Kehadiran Tan di Lapangan Ikada menjadi cerita menarik tersendiri. Poeze bertahun-tahun mencari bukti kehadiran Tan itu. Sahabat-sahabat Tan, seperti Sayuti Melik, bekas Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo, dan mantan Wakil Presiden Adam Malik, telah memberikan kesaksian. Tapi kesaksian itu harus didukung bukti visual. Dokumen foto peristiwa itu tak banyak. Memang ada rekaman film dari Berita Film Indonesia. Namun mencari seorang Tan di tengah kerumunan sekitar 200 ribu orang dari pelbagai daerah bukan perkara mudah.

Poeze mengambil jalan berputar. Ia menghimpun semua ciri khas Tan dengan mencari dokumen di delapan dari 11 negara yang pernah didatangi Tan. Tan, misalnya, selalu memakai topi perkebunan sejak melarikan diri di Filipina (1925-1927). Ia cuma membawa paling banyak dua setel pakaian. Dan sejak keterlibatannya dalam gerakan buruh di Bayah, Banten, pada 1940-an, ia selalu memakai celana selutut. Ia juga selalu duduk menghadap jendela setiap kali berkunjung ke sebuah rumah. Ini untuk mengantisipasi jika polisi rahasia Belanda, Jepang, Inggris, atau Amerika tiba-tiba datang menggerebek. Ia memiliki 23 nama palsu dan telah menjelajahi dua benua dengan total perjalanan sepanjang 89 ribu kilometer, dua kali jarak yang ditempuh Che Guevara di Amerika Latin.

Satu lagi bukti yang mesti dicari: berapa tinggi Tan sebenarnya? Di buku Dari Penjara ke Penjara II, Tan bercerita ia dipotret setelah cukur rambut dalam tahanan di Hong Kong. ”Sekonyong-konyong tiga orang memegang kuat tangan saya dan memegang jempol saya buat diambil capnya. Semua dilakukan serobotan,” ucap Tan. Dari buku ini Poeze pun mencari dokumen tinggi Tan dari arsip polisi Inggris yang menahan Tan di Hong Kong. Eureka! Tinggi Tan ternyata 165 sentimeter, lebih pendek daripada Soekarno (172 sentimeter). Dari ciri-ciri itu, Poeze menemukan foto Tan yang berjalan berdampingan dengan Soekarno. Tan terbukti berada di lapangan itu dan menggerakkan pemuda.

Tan tak pernah menyerah. Mungkin itulah yang membuatnya sangat kecewa dengan Soekarno-Hatta yang memilih berunding dan kemudian ditangkap Belanda. Menurut Poeze, Tan berkukuh, sebagai pemimpin revolusi Soekarno semestinya mengedepankan perlawanan gerilya ketimbang menyerah. Baginya, perundingan hanya bisa dilakukan setelah ada pengakuan kemerdekaan Indonesia 100 persen dari Belanda dan Sekutu. Tanpa itu, nonsens.

Sebelum melawan Soekarno, Tan pernah melawan arus dalam kongres Komunisme Internasional di Moskow pada 1922. Ia mengungkapkan gerakan komunis di Indonesia tak akan berhasil mengusir kolonialisme jika tak bekerja sama dengan Pan-Islamisme. Ia juga menolak rencana kelompok Prambanan menggelar pemberontakan PKI 1926/1927. Revolusi, kata Tan, tak dirancang berdasarkan logistik belaka, apalagi dengan bantuan dari luar seperti Rusia, tapi pada kekuatan massa. Saat itu otot revolusi belum terbangun baik. Postur kekuatan komunis masih ringkih. ”Revolusi bukanlah sesuatu yang dikarang dalam otak,” tulis Tan. Singkat kata, rencana pemberontakan itu tak matang.

Penolakan ini tak urung membuat Tan disingkirkan para pemimpin partai. Tapi, bagi Tan, partai bukanlah segala-galanya. Jauh lebih penting dari itu: kemerdekaan nasional Indonesia. Dari sini kita bisa membaca watak dan orientasi penulis Madilog ini. Ia seorang Marxis, tapi sekaligus nasionalis. Ia seorang komunis, tapi kata Tan, ”Di depan Tuhan saya seorang muslim” (siapa sangka ia hafal Al-Quran sewaktu muda). Perhatian utamanya adalah menutup buku kolonialisme selama-lamanya dari bumi Indonesia.

Berpuluh tahun namanya absen dari buku-buku sejarah; dua-tiga generasi di antara kita mungkin hanya mengenal samar-samar tokoh ini. Dan kini, ketika negeri ini genap 63 tahun, artikel ini mencoba melawan lupa yang lahir dari aneka keputusan politik itu, dan mencoba mengungkai kembali riwayat kemahiran orang revolusioner ini. Sebagaimana kita mengingat bapak-bapak bangsa yang lain: Bung Karno, Bung Hatta, Sjahrir, Mohammad Natsir, dan lainnya.

Sumber :
http://www.tempointeraktif.com
http://ameerlawan-2.blogspot.com/2008/08/sang-pejuang-yang-disingkirkan-negara.html

Baca selengkapnya »

0

Ketika Putri Pahlawan Nasional Hidup dalam Kemiskinan

Rayuan Pulau Kelapa, Sepasang Mata Bola, Gugur Bunga dan ratusan lagu perjuangan atau nasional sudah diciptakan oleh Ismail Marzuki. Ia menciptakan itu, tanpa layanan RBT, tanpa memikirkan royalti. 250 lagu lebih ia telah ciptakan selama tahun 30-50. Kita kerap menyanyikannya di waktu-waktu tertentu. Tapi bagaimana dengan kehidupan keluarga besar Ismail Marzuki sekarang?


Nama besar Ismail Marzuki, kini tak bisa lagi banyak membantu Rachmi Aziah Ismail Marzuki. Putri tunggal komponis Indonesia itu, harus bekerja apa saja, untuk membayar kontrakannya. Rachmi Aziah Ismail Marzuki, adalah putri tunggal Ismail Marzuki. Dia mengungkapkan bahwa saat ini yang penting bagi hidupnya adalah: memikirkan bagaimana dia tidak terusir dari kontrakannya. Ya, Rachmi memang memiliki nama besar di belakang namanya: Ismail Marzuki. Tapi, perjalanan hidupnya, berjalan berat. Selama bertahun-tahun, Rachmi hidup mengontrak.

Putri satu-satunya Komponis sekaligus pahlawan Nasional itu sedang bergelut dalam kemiskinan. Bahkan ia nyaris tak mampu memperpanjang usia kontrakannya yang hampir habis. Bantuan pemerintah sebesar 1,5 juta sering terlambat, katanya. Uang sebesar itu dibayar pemerintah setiap empat bulan. Untuk memperpanjang hidup, Rachmi Aziah Ismail Marzuki, 60, harus berhutang. Selama enam tahun terakhir ini, dia dan suaminya mengontrak di Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok. Dan sudah enam tahun itu pula, dia terpaksa mengutang uang kontrakan, karena tak mampu membayar.

"Meski pemilik kontrakan baik sekali sama saya dan kasih saya keringanan, tapi lama kelamaan tidak enak juga mas. Sampai sekarang saya belum bisa bayar kontrakannya," ujarnya. Rachmi memiliki empat anak ini. Tapi, saat ini di rumah kontrakan yang terletak di Depok, dia hanya tinggal berdua dengan suaminya, Muhammad Benny. Sementara anak-anaknya yang sudah berkeluarga sudah pisah rumah.

Ketika ditanya apakah tidak pernah ada bantuan dari pemerintah untuk keluarga Ismail Marzuki, Rachmi mengatakan ada. "Ada. Tahun 2004, Bapak Ismail Marzuki mendapatkan anugerah pahlawan nasional dari Presiden SBY. Dari situ kita mendapat Rp 1.5 juta perbulan sebagai tunjangan," ujarnya.

"Tapi, ada peraturan uang itu dirapel pertiga bulan sekali baru bisa diambil. Ya, begitu keluar langsung habis untuk bayar kebutuhan hidup. Tidak bisa ditabung untuk biaya kontrakan," tambahnya. Karenanya, untuk biaya hidup sehari-hari, anak Komponis besar Indonesia, Ismail Marzuki ini, harus berdagang menjual minuman ringan.

"Kebetulan di depan rumah saya ada sekolah SD. Saya bisa dagang, setiap hari bisa dapat Rp 30.000, lumayan untuk makan sehari-hari," ujarnya.


"Tapi, itu pun biasanya habis dan tidak ada yang ditabung. Jadi, saya masih mikir gimana caranya membayar utang kontrakan rumah," tambahnya.

Sebuah berita yang sungguh mengenaskan, menjadi anak seorang pahlawan nasional ternyata tidak menjamin kemapanan ekonomi. Kita prihatin pada diri kita sendiri, yang tidak begitu menghargai keluarga pahlawan kita sendiri. Berapa harga yang pantas kita berikan untuk pahlawan nasional? Pahlawan olahraga kita hargai dengan nilai ratusan juta rupiah. Ironis sekali. Untuk sebuah medali emas, kita pernah mengganjarnya dengan nilai 1 milyar.

Lantas, berapa harga lagu-lagu Ismail Marzuki, yang pernah membakar semangat juang anak bangsa ini? Ismail Marzuki tidak pernah meminta bayaran untuk itu. Tapi, kita sepatutnya, menghargainya dengan sepantasnya.

Baca selengkapnya »

0

Mengungkap Misteri Hitler : Mati Tua di Argentina?

Ia memalsukan bunuh dirinya dan lari. Spekulasi pelarian Hitler juga sampai ke Indonesia.

Sejarah mencatat Adolf Hitler tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun sejumlah kalangan masih penasaran dengan akhir hidup diktator Nazi pembantai orang Yahudi itu. Maka muncullah beragam versi mengenai kematian Hitler. Sebuah buku yang terbit baru-baru ini, ‘Grey Wolf: The Escape Of Adolf,’ menyajikan versi berbeda. Menurut buku itu, Hitler merancang skenario dia bunuh diri sebelum kabur dari Jerman.


Penulis buku itu, Gerrad Williams dan Simon Dunstan, yakin bukti bunuh diri tiran ini tidak akurat. Yang sebenarnya terjadi, menurut mereka, pada 1945 Hitler melarikan diri ke Argentina bersama istrinya, Eva Braun -- yang dilaporkan tewas menenggak sianida.

Dalam ulasan buku yang dimuat harian Daily Mail, mereka bahkan menggambarkan secara detail pelarian pasangan kontroversial itu. Dua penulis mengklaim, ada 'bukti kuat' untuk menunjukkan bahwa pasangan lolos pada akhir Perang Dunia Kedua, lalu menjalani kehidupan baru di sebuah kantong Nazi di Argentina yang dikontrol pemerintahan fasis.

Williams dan Dunstan bahkan mengungkapkan pasangan tersebut dikaruniai dua anak, sebelum Hitler akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 1962, di usia 73. William -- seorang sejarawan dan jurnalis yang rajin menulis kisah soal Perang Dunia II mengatakan pada Skynews, "kami tak bermaksud menulis ulang sejarah, namun bukti yang kami temukan soal pelarian Adolf Hitler terlalu berlebihan untuk diabaikan," kata dia.

Salah satu dasar keyakinan mereka, tak ada satupun bukti forensik yang mengkonfirmasi kematian Hitler dan Eva Braun. "Juga cerita-cerita saksi mata bahwa mereka selamat dan melanjutkan hidup di Argentina," Buku ini juga mengklaim para pejabat intelijen Amerika ikut terlibat dalam pelarian, sebagai imbalan untuk akses ke teknologi perang yang dikembangkan oleh Nazi. William juga mengatakan, fragmen tengkorak dianggap Hitler yang dipegang oleh Rusia sebenarnya milik seorang wanita muda di bawah usia 40. Sementara, Hitler meninggal di usia 56.

Sejumlah saksi mata diwawancarai dalam rangka menyusun buku ini: seorang pilot yang melihat Hitler dan Eva tinggal di sebuah pondok kayu di Mar Del Plata di pantai Argentina. Juga koki dan dokter yang mengaku menjadi saksi bahwa Hitler tutup usia pada usia 73 tanggal 13 Februari 1962. Mereka juga mengklaim, Hitler punya dua anak dari hasil pernikahannya dengan Braun.

Ini bukan klaim pertama Hitler lari ke Argentina. Penulis Abel Basti mengklaim hal senada pada tahun 2003 dalam bukunya, "Hitler Di Argentina". Dia mengatakan Hitler dan Braun melarikan diri ke pantai Argentina dengan kapal selam dan tinggal selama bertahun-tahun di sekitar San Carlos de Bariloche, sebuah situs wisata dan tempat ski, sekitar 1.000 kilometer barat daya Buenos Aires. Namun, pendapat sensasional itu dibantah sejarawan terkemuka, Guy Walters. Kata dia, klaim itu "2000 persen sampah".

Ribuan Teori


Walters yang mempelajari sejarah Nazi Jerman menulis sejumlah buku perang mengatakan, ada ribuan teori tentang pelarian Hitler, tak ada satupun yang sahih. Hanya bergantung pada sumber sekunder yang meragukan. Klim Hiter bunuh diri di bunker diperkuat kesaksian Rochus Misch, 94, mantan operator radio Hitler, sekaligus satu-satunya yang selamat dari bunker Berlin. Ia mengatakan ia melihat mayat Hitler dan Eva Braun dengan mata sendiri.

"Aku berada di kamar sebelah ketika ia menembak dirinya sendiri. Aku tidak mendengar suara tembakan, tapi melihat mayat yang ditemukan ketika pintu dibuka," kata dia. "Aku melihat Hitler merosot dengan kepala di atas meja." Sementara, Eva Braun ditemukan tewas dalam kondisi duduk di sudut sofa. "Kepalanya berpaling ke arah Hitler, menarik lutut ke dadanya. Dia memakai gaun biru tua."

Dan tahukah Anda, spekulasi pelarian Hitler juga sampai Indonesia. "Sang Fuhrer diklaim menyamar sebagai dokter dan meninggal di Indonesia. Baca kisah lengkapnya di sini.

Baca selengkapnya »

0

Sandi Rahasia Naskah Kuno Copiale Cipher Terbongkar


Portland - Tim ahli komputer dari Amerika Serikat dan Swedia melakukan terobosan besar dalam menerjemahkan naskah kuno. Algoritma komputasi dan ilmu statistik dipakai untuk memecahkan teks penuh bahasa sandi.

Naskah kuno yang diterjemahkan adalah teks tulisan tangan setebal 105 halaman dengan 75 ribu karakter bernama Copiale Cipher. Karya ini ditulis pada akhir abad 17 oleh kelompok rahasia menggunakan campuran simbol misterius dan aksara romawi. Upaya penerjemahan teks selama puluhan tahun selalu berakhir kegagalan.

Upaya memecahkan teks misterius dilakukan sejak awal tahun ini oleh ahli ilmu komputer dari Information Sciences Institute University of Southern California, Amerika Serikat, dan Uppsala University, Swedia. Awalnya mereka tak mengetahui bahasa asli yang dipakai penulis teks. Peneliti kemudian menarik asumsi bahwa penulis menggunakan bahasa romawi bercampur diselingi simbol-simbol gadungan. Belakangan mereka menyadari asumsi tersebut salah.

Pendekatan selanjutnya dilakukan dengan mengasumsikan teks ditulis dalam bahasa Jerman. Dengan demikian aksara romawi yang dipakai dalam tulisan dianggap sebagai pengacau dan bisa diabaikan. Mereka juga menemukan tanda titik dua sebagai pengganda konsonan sebelumnya. Selanjutnya mereka membuat perangkat lunak yang menerapkan statistik untuk memasangkan simbol-simbol dengan susunan aksara pada bahasa Jerman.

"Cara ini ternyata bisa diterapkan untuk memecahkan kode," ujar ahli komputer dari Information Sciences Institute University of Southern California, Kevin Knight. Knight sangat terkejut dengan keberhasilan teknik karena pemecahan kode biasanya dilakukan oleh ahli kriptografi, bukan ahli bahasa komputasi seperti dirinya.


Hal lebih mengejutkan datang ketika Knight membaca hasil terjemahan tersebut. Copiale Cipher ternyata berisi ritual unik pembedahan mata yang dilakukan kelompok rahasia. Keberhasilan menerjemahkan teks misterius berusia 250 tahun ini mendapat pujian dari para ahli. Nick Pelling, ahli desain perangkat lunak dan keamanan dari Inggris mengatakan, "Memecahkan Copiale Cipher adalah kerja cermat dari Kevin dan rekan-rekan."

Temuan Knight dilaporkan pada pertemuan rutin Association for Computational Linguistics yang berlangsung di Portland, Oregon.

Baca selengkapnya »

0

Cara Soekarno Melawan Amerika

Dinamika perpolitikan Indonesia di era perang dingin kurun waktu 1953-1963 pernah ditandai dengan aroma diplomasi cantik dan elegan, disertai dengan kebijakan para pemimpin yang tidak mau didikte dan tunduk pada Amerika. Meski saat itu negeri Indonesia baru merdeka dalam hitungan belasan tahun, semangat nasionalisme dan kecerdikan para pemimpinnya menjadikan negara Indonesia disegani oleh Amerika, Uni Soviet dan negara-negara Sekutu.


Bagaimana tidak, di tengah perseteruan perang dingin antara Amerika dan Uni Soviet, Indonesia, yang baru merdeka dalam hitungan belasan tahun, lewat kunjungan Soekarno ke Washington berhasil mendinginkan keadaan. Di sisi lain, melalui semangat nasionalisme yang tinggi dan kecerdikan diplomasinya, pemerintah Indonesia lewat diplomasi cantik dan ciamik Soekarno juga berhasil mempermainkan Amerika dan Uni Soviet dalam kasus pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda.

Dengan menggunakan kartu Uni soviet, Soekarno menerapkan kebijakan luar negeri dengan metode gertak sambal, yaitu menakut-nakuti Amerika bahwa militer Uni Soviet akan membantu Indonesia dan akan memporak-porandakan Belanda, negara sekutu Abadi Amerika di tanah penjajahan Papua.

Berkat diplomasi Bung karno, Amerika tak berkutik, John F Kennedy dengan sangat terpaksa memerintahkan Belanda untuk hengkang dari dan tanah Irian Barat. Papua kemudian bebas dari penjajahan dengan tanpa jatuh korban dan peperangan. Sebuah permainan diplomasi cantik diperagakan oleh pemimpin Indonesia, dengan spirit nasionalisme yang tinggi dan sikap pemerintahan yang independen.

Landasan kepemimpinan Soekarno dibangun atas dasar nasionalisme, Islam dan Marxisme. Nasionalisme yang tumbuh dalam dirinya telah menanamkan rasa persatuan dan cinta Tanah Air sekaligus menjadikan dirinya menjadi proklamator dan presiden pertama Indonesia, sementara ideologi Marxisme yang dikembangkannya membuat dirinya memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet dan menanamkan jiwa anti hegemoni dan imperialisme Barat.

Bersama pemerintahan Soekarno, kebijakan luar negeri Indonesia sangat disegani asing. Salah satu kebijakan luar negeri yang indah dan luar biasa dalam dinamika politik Indonesia di era pemerintahan Soekarno adalah peristiwa pembebasan tanah Papua dari penjajahan Belanda.

Pada masa itu, Soekarno memanfaatkan Uni Soviet yang saat itu sedang berseteru dengan Amerika, pada saat bersamaan posisi negara Belanda menjadi bagian dari Sekutu bersama Amerika dan Eropa. Soekarno melalui kekuatan diplomasinya membujuk Uni Soviet untuk membantu secara militer mengusir Belanda dari tanah Papua, dan keberhasilan diplomasi Soekarno ini disampaikan ke Pihak Amerika. Amerika yang saat itu tidak tega melihat sekutu abadinya luluh lantak oleh militer Uni Soviet, lalu memerintahkan Belanda untuk mundur dari pendudukannya di tanah Irian.

Proses diplomasi yang membuat Amerika gigit jari tersebut berlangsung demikian. Subandrio wakil perdana menteri yang pernah menjabat duta besar Moskow, diperintah olah Soekarno untuk meminta bantuan militer kepada pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushehev, agar mengusir Belanda dari tanah Papua. Keberhasilan Subandrio melobi Nikita Khrushehev kemudian disampaikan oleh Soekarno kepada Howard P Jones, duta besar Amerika di Indonesia. Informasi tersebut membuat John F Kennedy yang saat itu sedang menjabat sebagai presiden Amerika kalang kabut, karena Kennedy tidak mau melihat Belanda porak-poranda dan babak belur akibat serangan militer Uni Soviet, ia memaksa Belanda untuk kabur dan hengkang dari tanah Papua. Tanah Papua pun bebas dari penjajahan Belanda dengan tanpa korban dan biaya pengeluaran untuk militer, dan militer Uni Soviet pulang tanpa menembakkan sebutir peluru pun karena Belanda sudah hengkang saat kapal perang Uni Soviet sampai di perairan Indonesia.

Keberhasilan Soekarno mempecundangi Amerika tidak hanya dalam kasus pembebasan tanah Irian, pemerintahan di masa Soekarno juga berhasil menangkap basah penyusupan CIA di Maluku pada tahun 1958, yang menyamar sebagai pilot, dan kemudian diadili secara tertutup. Padahal Amerika saat itu mendanai pemberontakan pemerintahan revolusioner Republik Indonesia dan perjuangan Semesta di Maluku.

Pencapaian negara Indonesia di era Soekarno ini seakan menunujukkan bahwa negara Indonesia pernah menjadi negara yang memiliki kekuatan diplomasi yang cantik, dengan jiwa nasionalisme yang tinggi dan tidak pernah mau tunduk dan didikte oleh negara super power Amerika. Salah satu bukti nyata lain adalah dinamika politik Indonesia pada tahun 1948 ditandai dengan deklarasi politik bebas aktif, melawan Malaysia pada tahun 1963, dan keluar dari keanggotaan PBB pada tahun 1965.

Lewat buku ini rasanya Baskara ingin menunjukkan bahwa kepemimpinan Indonesia beberapa puluh tahun yang lalu pernah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan dengan gagah berani menentang hegemoni pihak asing. Sayangnya ruh kepemimpinan ala Soekarno ini tidak lagi kelihatan di masa sekarang, dan hanya tinggal kenangan.

Hal ini dibuktikan, bahwa praktis pasca presiden Soekarno, Indonesia berada dalam cengkeraman asing (Amerika), pemerintahan Orde Baru berada di bawah kendali Amerika, melalui lembaga-lembaga internasional-nya seperti IMF, Bank Dunia, USAID. Orde Baru mewarisi kebijakan buruk dan berlanjut hingga sekarang, tak heran jika Indonesia di masa Orde Baru pernah dijuluki sebagai negara gagal atau failed state akibat strategi kebijakannya yang selalu tunduk pada Mafia Berkeley, dan Indonesia hanya menjadi negara kepanjangan tangan dari kepentingan global Mafia Berkeley lewat “Washington konsensus”.

Baca selengkapnya »

0

Menguak Misteri Pemikiran Tan Malaka

Tan Malaka filsuf tersohor Indonesia meninggalkan misteri dari sisi kehidupannya, tapi menghidupkan akal sehat manusia ketimuran dengan karya terbaiknya. Materialisme, Dialektika dan Logika (Madilog). Mahakarya ini menempatkan Tan Malaka sebagai salah satu tokoh filsuf Indonesia, bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan Tan Malaka adalah satu-satunya filsuf yang dimiliki oleh Indonesia.


Perjalanan hidup Tan Malaka melahirkan kontroversi dan tanda tanya di penghujung hayatnya, karena kaburnya jejak kehidupan Tan Malaka seperti hilang di telan bumi, hilang yang tak tau rimbanya, mati yang tak tau kuburnya, ia raib bersama orisinalitas pemikirannya, kabur bersama konsistensi dan komitmen hidupnya, tetapi kekuatan berpikir yang dimiliki Tan Malaka disandarkan kepada hasil berpikir ilmiah yang berangkat dari problematika sosial ke Indonesiaan.

Komitmen ke Indonesian Tan Malaka mewarnai perantauannya yang melanglangbuana kebeberapa negara, diawali dengan pendidikan dasarnya di Bukittinggi di teruskan pendidikan menengah di Harlem Belanda. Bangunan Ke Indonesiaan Tan Malaka tetap kokoh, terbukti pada tahun 1919 Tan Malaka kembali untuk cita-cita melepaskan Indonesia dari cengkraman penjajahan kolonial Belanda, dengan menggalang kekuatan Islam dan Komunis di Sarikat Indonesia (SI). Walaupun pada tahun 1921 SI pecah dan Tan Malaka diangkat menjadi ketua Partai Komunis Hindia yang didalam sejarah disebut dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Strategi, taktik dan keberanian Tan Malaka memberikan perlawan secara terbuka terhadap penjajahan Belanda membuat Belanda terusik dan terancam sehingga Belanda membuangnya ke Amsterdam Belanda. Dalam pembuangannya Tan Malaka dapat melakukan pelarian ke berbagai negara seperti Rusia untuk menghadiri konferensi Komunis Internasional (Komintern) keempat di Moskow, kemudian ia diangkat sebagai wakil Komintern untuk Asia Timur yang berkedudukan di Kanton Cina, sejak tahun 1923.

Hidup Tan Malaka dengan status sebagai buangan tetap menghantui pelariannya karena kerap kali Tan Malaka tertangkap dan juga sering lolos dari jeratan penangkapan musuh. Tan Malaka baru masuk kembali ke Pulau Jawa setelah Jepang menduduki Jawa, dengan menggunakan nama samaran ia menunggu waktu yang tepat bagi rakyat Indonesia untuk memerdekakan diri. Kehadiran Tan Malaka di Indonesia di ketahui pada tanggal 25 Agustus 1945 sejak itulah ia hidup dengan nama Tan Malaka sampai zaman mengantarnya kepada kematian pada tahun 1949. Kematian itulah yang sampai saat ini menjadi misteri Tan Malaka.

JEMBATAN KELEDAI TAN MALAKA
Kata Jembatan Keledai sangat sering muncul dalam tulisan Tan Malaka di dalam bukunya yang berjudul Madilog. Penulis sangat kagum dengan perjuangan Tan Malaka dalam memelihara inggatannya, sebagai akibat dari keterbatasannya dalam menulis pokok-pokok pikiran penting dari sesuatu yang ia baca, amati dan ia lihat. Sebagai seorang buronan dalam pelarian tentu sangat logis kalau pelarian tidak diberatkan oleh beban-beban seperti catatan ataupun buku, tetapi sosok Tan Malaka tidak pernah kehilangan akal karena ia mempunyai Jembatan Keledai (ezelbruggetje) yang selalu tersimpan di dalam otaknya.

Tan Malaka berkata walaupun ia tiada memiliki pustaka, walaupun buku-bukunya telantar, cerai berai dan lapuk atau hilang di Eropa, Tiongkok, Lautan Hindia atau hilang di dalam empang rumah tuan Tan King Tjan di Upper Serangoon Road, Singapura bukan berarti ia kehilangan isi buku-buku itu dan catatan boleh saja rusak tetapi Tan Malaka tidak pernah kehilangan akan ilmunya. Maka tidak menjadi mustahil kalau Tan Malaka memiliki berpuluh-puluh Jembatan Keledainya yang terpelihara dan terawat dengan baik sampai akhir hayatnya.

MADILOG DAN PEMIKIRAN MISTIK KETIMURAN
Madilog merupakan karya tersohor Tan Malaka yang mendapatkan pengakuan dari filsuf dunia, karena kemampuan dan kekuatan berpikir Tan Malaka yang mampu mengabungkan tiga aliran filsafat yakni Materialisme, Dialektika dan Logika menjadi satu konsep berpikir. Bila kita membaca Madilog maka sangat terasa buku ini berkerabat dengan materialisme dialektik Friedrich Engels yang tak lain merupakan konco sahabat karib dari Karl Marx yang menyempurnakan filsafat sosial Marx dengan filsafat alam dan ontologi materialis yang kemudian akan menjadi dasar filosofis Marxisme-Leninisme). Tan Malaka sendiri secara jujur mengatakan bahwa Materialisme dan dialektika bukanlah produk asli dari pemikirannya melainkan diambil dari Engels, Lenin dan tokoh-tokoh lain Marxisme-Leninisme, tetapi hebatnya Tan Malaka, ia mampu melepaskan Madilog dari bau-bau Marxisme Leninisme.


Penekanan kekuatan berpikir Tan Malaka yang menjadi ciri khas dari sosok filsuf Tan Malaka terletak pada logikanya. Tan Malaka secara khusus membahas Logika dan Dialektika, beliau menyebutkan bahwa logika tidak dibatalkan oleh dialektika, melainkan tetap berlaku dalam dimensi mikro. Tan Malaka justru menunjukkan bahwa pemikiran logis, dengan paham dasar dialektis, membebaskan ilmu pengetahuan untuk mencapai potensialitas yang sebenarnya. Tan Malaka melihat dan berkeyakinan bahwa kemajuan umat manusia dilakukan melalui tiga tahap dari logika mistika lewat filsafat ke ilmu pengetahuan atau sains.

Penulis memandang Tan Malaka sangat gelisah dan risau dengan keterbelakangan kejumudan berpikir masyarakat ketimuran Indonesia oleh logika mistika, yakni logika gaib dimana orang percaya bahwa yang terjadi di dunia adalah kekuatan-keuatan keramat alam gaib sehingga ia berharap kekuatan-kekuatan ghaib tersebutlah yang akan membantu ia terlepas dari belenggu keterbelakangan dan kepicikan berpikir orang Indonesia saat itu, menyebabkan pudarnya keberanian dalam mengusir penjajah, dalam bahasa lain yang lebih populer penulis lebih nyaman menggunakan kata Tahayul, Khurafat dan Bit’ah (TBC).

Berangkat dari sebuah fenomena sosial yang akut itu, Tan Malaka berusaha menjadi aktor perubahan melalui materialisme, dialektik dan logika (Madilog) yang merupakan cara berpikir sebagai bentuk perlawanan atas cara berpikir mistik timur untuk mengubah masyarakat Indonesia agar berpikir lebih rasional. Menurut Tan Malaka pikiran manusia bersifat kreatif sehingga manusia itu sendiri dapat mengubah dirinya sendiri, tetapi pikirannya terlebih dahulu harus logis, realistis dan dinamis. Untuk mengwujudkan pikiran tersebut maka seseorang harus terdidik, agar dapat menjadi orang terdidik disanalah dibutuhkan peran sekolah. Kesadaran bersekolah pada saat itu masih sangat rendah, dengan sendirinya orang-orang terdidik pada saat itu sangat sedikit. Tan Malaka berpendapat sesuatu tidak berubah dengan sendirinya harus ada usaha untuk merobahnya.

TAN MALAKA DAN KEISLAMAN
Minangkabau adalah daerah yang pondasi ke Islamannya sangat kuat, filosofisnya adalah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Sangat tegas filosofis ini menyabarkan bahwa alam Minangkabau adalah alam yang bersandikan kepada kitabullah yakni kitab Allah. Adat tidak berdiri sendiri tetapi adat harus sesuai dengan komitmen ke Islaman. Alam inilah yang melahirkan sekaligus membesarkan seorang filsuf Tan Malaka. Secara otomatis tentu Tan Malaka dilahirkan di tengah-tengah keluarga Islam.

Sebagai seorang anak yang lahir dari keluarga yang taat dalam beragama tentu Tan Malaka belajar agama seperti menghafalkan Al-Qur’an dan mempelajari dasar-dasar agama Islam, sebagaimana anak-anak kampung di pelosok Minangkabau yang belajar di surau-surau, bahkan ia juga sempat aktif mengajar mengaji anak-anak yang lain. Tan Malaka beberapa kali menyelesaikan terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Belanda.

Tan Malaka mengatakan pada saat menyaksikan ibunya yang sedang sakit, menentang malaikat maut sambil menyebut Juz Yasin berkali-kali dan Bapaknya pingsan di dalam air pada saat mau berwudhuk untuk melaksanakan sholat, bahkan pada saat di Belanda ia mengatakan sering membeli sejarah dunia berjilid-jilid yang disana juga ada sejarah Islam, ia juga mengkaji Islam lewat tulisan-tulisan pengamat Islam bangsa Belanda, Snouck Hurgronje dan Tan Malaka membandingkan semua itu dengan karya-karya filosof dan pemikir Eropa.

Penulis berpendapat walaupun Tan Malaka sangat mengerti Islam tetapi Tan Malaka memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan Islam. Sistem filsafatnya terpengaruh oleh sistem filsafat bangsa Barat. Dalam Madilog, Tan Malaka menulis, agama Yahudi, Nasrani dan Islam memiliki kedudukan yang sama, Tan Malaka juga berpendapat Tuhan lebih berkuasa dari hukum alam, akan tetapi selama alam semesta ada selama itu pula hukum alam berlaku. Menurut hukum alam, materilah yang mengandung kekuatan. Berdasarkan hukum alam, materi-materi yang ada bergerak, bersatu, berpisah, tarik-menarik dan lain seterusnya.

Tan Malaka tidak dapat kita pungkuri adalah filsuf yang kontroversi, ia lenyap dalam misteri kontroversinya. Tetapi tidak dapat kita picingkan mata bahwa karya Madilog Tan Malaka adalah mahakarya yang tidak mungkin lahir dari orang-orang biasa. Madilog berperan mengubah kejumudan berpikir orang-orang ketimuran yang berimplikasi kepada meningkatnya nasionalisme kebangsaan untuk mengwujudkan manusia Indonesia yang merdeka dari penjajahan. Seiring dengan kepergian Tan Malaka yang tak tau entah dimana kuburnya, namun pemikirannya telah berbuah yakni Republik Indonesia yang dulu sangat di cita-citakannya. Pada masa depan Tan Malaka baru harus lahir dari rahim Republik Indonesia, untuk terus mengisi kemerdekaan guna mengwujudkan Indonesia Jaya. Indonesia yang adil dan sejahtera.
Bahan Bacaan : Malaka,Tan, MADILOG (Materialisme Dialektika Logika). 1951. Jakarta; Pusat Data Indikator.

Naswardi, S.Pd., MM
(Ketua Bidang Sosial Ekonomi Dan Kewirausaan DPP IMM)
Sumber : www.imm.or.id

Baca selengkapnya »

0

Takajiro Ohnishi – Sosok Penggagas Kamikaze

Ohnishi tiba di Mabalacat, tampak sejumlah pasukan menyambutnya

Kamikaze adalah sebuah taktik militer Jepang, yang bisa dibilang tidak manusiawi. Soalnya, pada taktik ini prajurit melakukan tindakan bunuh diri untuk menghancurkan musuh, seperti dengan menabrakkan pesawat tempur ke kapal-kapal musuh. Taktik perang ini sangat terkenal pada perang Asia Pasifik, saat Jepang bertarung melawan Amerika pada Perang Dunia II. Langsung saja disimak ceritanya ya.

Laksamana Jepang penggagas serangan bunuh diri kamikaze ini lahir di Hyogo pada tahun 1891. Dia lulus dari Akademi AL tahun 1912, dan sejak awal perwira muda ini sudah memperoleh pelatihan untuk merintis penerbangan AL, antara 1915 hingga 1918. Sehingga tidak heran apabila Takijiro Ohnishi dalam kariernya di AL, lebih banyak berhubungan dengan kekuatan udara AL Jepang. Selama dua tahun ditempatkan di Inggris dan Perancis sebagai resident officer(1918-20), Ohnishi banyak mengamati dan belajar tentang pembangunan kekuatan udara AL kedua negara Eropa tadi.

Sekembalinya di Jepang, dia menjadi instruktur di Sekolah Udara AL di Kasumiga Ura, kemudian diangkat sebagai komandan Kesatuan Udara AL di Sasebo (1926). Dari pangkalan udara AL di darat, Ohnishi tahun 1928 dipindahkan ke kapal induk Hosho, untuk memimpin sayap udara di kapal ini. Selanjutnya dia pernah menjadi staf Armada Ketiga yang bermarkas di Shanghai, yang waktu itu (1932) mulai dikuasai Jepang. Dia aldif dalam perencanaan serangan udara terhadap berbagai sasaran di China. Tahun 1935 Ohnishi termasuk perwira AL yang gigih mengusulkan agar kapal induk dimasukkan sebagai unsur pokok kekuatan serang dalam armada, karena dia percaya sekali dengan potensi kekuatan udara kapal induk.

Takijiro Ohnishi dengan pangkat laksamana muda awal 1941 diangkat sebagai Kastaf Armada Udara Kesebelas. Bersama Commander Minoru Genda dan pemikir AL lainnya, Ohnishi terlibat dalam studi rahasia tentang kemungkinan penyerangan terhadap Pearl Harbor, yang kemudian jadi dilaksanakan pada 7 Desember 1941. Begitu perang pecah, maka pasukan udaranya melancarkan rangkaian serangan yang menghancurkan kekuatan udara Amerika di Filipina.

Selanjutnya sebagai laksamana madya, tahun 1943 dia ditugasi memimpin Armada Udara Pertama di Filipina pada Oktober 1944, dengan tugas utama menggagalkan invasi Amerika. Dalam posisi memegang komando inilah, Laksamana Ohnishi dapat mewujudkan gagasannya mengenai pembentukan resmi kesatuan khusus serangan bunuh diri atau kamikaze untuk melawan serbuan Amerika di Teluk Leyte. Dalam mendesakkan gagasan tersebut, Ohnishi dipengaruhi sekali oleh campuran antara kepercayaan mistis dan perhitungan praktis akan kemungkinan hasilnya. Kultus atau filosofi mengenai Bushido yang dianutnya, mengajarkan tentang kesetiaan mutlak, kepatuhan, serta pengorbanan diri. Dan itulah yang menjiwai kamikaze.

Harakiri
Perwira tinggi AL ini termasuk yang berpegang teguh pada sikap untuk berperang sampai mati. Ketika pada Mei 1945 diangkat sebagai Wakil Kastaf dari Staf Umum AL Kekaisaran, maka Ohnishi mendukung keras dilanjutkannya perang, padahal kondisi jelas menunjukkan Jepang kehabisan harapan. Karena itu tatkala mendengar siaran takluknya Jepang yang disampaikan Kaisar pada 15 Agustus, dia pun bunuh diri pada pagi-pagi 16 Agustus, setelah malam harinya mengundang sejumlah perwira stafnya untuk jamuan perpisahan di kediamannya.

Asisten Ohnishi membacakan penyerahan Jepang kepada Sekutu 
dan disusul harakiri Ohnishi keesokan harinya.

Pagi itu ajudannya dikabari bahwa Laksamana Ohnishi telah melakukan harakiri, ritual bunuh diri. Ajudan bergegas ke rumah laksamana, dan menemukannya dalam keadaan sekarat namun masih sadar. Ohnishi telah menyobek perutnya dan kemudian berusaha memotong lehernya sendiri, Namun tampaknya kurang berhasil karena dia tidak memiliki tenaga lagi. Dia melarang ajudan untuk mencari pertolongan medis maupun membantunya mempercepat kematian. Dengan sengaja dia membiarkan did menderita sampai scat kematiannya tiba pada senja hari pukul 18.00.

Menjelang melakukan ritual harakiri, Ohnishi sempat menuliskan pesan terakhirnya, yang antara lain menyatakan pujian dan penghargaannya terhadap jiwa-jiwa para pilot kamikaze. “Mereka bertempur dan gugur secara gagah berani, dengan kepercayaan terhadap kemenangan akhir kita. Dalam kematian, saya berharap dapat berdamai dengan kegagalan saya dalam ikut mencapai kemenangan, dan saya mohon maaf terhadap jiwa para penerbang yang telah gugurserta keluarga mereka yang berduka. Saya harapkan kaum muda Jepang menemukan moral dalam kematian saya….”

Diperkirakan sekitar 2.550 sorti penerbangan serangan bunuh diri kamikaze dilakukan dari 25 Oktober 1944 sampai berakhirnya perang 15 Agustus 1945. Sebanyak 363 serangan kamikaze menemui sasaran atau nyaris mengenai tetapi tetap menimbulkan kerusakan pada kapal yang diserang. Dari serangan itu, tak kurang dari 71 kapal sekutu dikirim ke dasar laut atau pun hancur tak mungkin diperbaiki lagi. Lebih dari 6.600 personel sekutu dilaporkan terbunuh akibat serangan kamikaze.

Sumber : timestory.tk

Baca selengkapnya »

0

Wow, Misi Penyelamatan Dramatis Pangeran William

Pewaris tahta nomor dua Kerajaan Inggris, Pangeran William bergabung dalam misi pencarian dan penyelamatan (SAR). Untuk mencari delapan kru asal Rusia yang hilang dalam musibah tenggelamnya sebuah kapal kargo di Laut Irlandia.


Dalam pencarian tersebut, satu orang awak kapal ditemukan tewas. Dua lainnya berhasil dibawa ke tempat yang aman dengan menggunakan helikopter Sea King milik Royal Air Force (RAF) -- di mana William menjadi kopilotnya.


William dan timnya menerjang badai ganas untuk menyelamatkan dua awak kapal tersebut. Helikopter terbang dalam kegelapan malam dan terpaan angin sekuat 70mph -- sesegera mungkin setelah sinyal darurat diterima. Kala itu, William sedang bekerja, menjalankan shift jam 9 malam hingga jam 9 pagi di pangkalan RAF Valley di Anglesey.


"Ada delapan orang dalam kapal, semua orang Rusia," kata penjaga pantai, Ray Carson kepada BBC. Kapal sepanjang 81 meter, Swanland, mengirimkan sinyal darurat pada dini hari setelah dihantam gelombang besar yang memecahkan lambungnya.


Carson menambahkan, dua orang yang selamat telah dibawa ke rumah sakit. "Saya pikir mereka baik-baik saja. Mereka hanya menderita syok," kata dia. Mengkonfirmasi partisipasi William dalam misi tersebut, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, "Duke of Cambridge menjadi kopilot sebuah pesawat yang terlibat dalam misi pencarian. Kini ia telah kembali ke pangkalan," kata dia. 

Itu adalah penyelamatan kedua pangeran. Sebelumnya ia menerbangkan seorang wanita yang menderita hipotermia ke rumah sakit setelah korban menghirup air saat berenang di Trearddur Bay.

Baca selengkapnya »

0

Geng Wanita Pemerkosa Ditahan di Zimbabwe

Sekomplotan wanita di kota Harare, Zimbabwe, diyakini merupakan pelaku pemerkosaan terhadap beberapa pria dalam beberapa tahun belakangan. Aksi mereka ini diyakini adalah sebuah ritual demi mendapatkan sperma korban.


Dilansir dari laman BBC, kepolisian Harare telah menangkap tiga tersangka dan saat ini sedang dalam proses pengadilan. Tidak ada pasal dalam hukum Zimbabwe soal pemerkosaan pria oleh wanita, jadi mereka didakwa atas penyerangan dan perbuatan tidak senonoh. 

Ketiga wanita ini ditahan awal bulan ini di kota Gweru, sekitar 275km sebelah baratlaut Harare. Dalam mobil van para tersangka, ditemukan 31 kondom bekas. Ketiga wanita ini menyangkal tuduhan tersebut. Mereka mengaku bekerja sebagai PSK dan kondom-kondom itu, ujar mereka, lupa dibuang.

Telah lebih dari setahun polisi memburu kawanan pemerkosa ini. Seorang korban yang tidak ingin disebutkan namanya mengaku diperkosa secara bergantian ketika menumpang mobil tersangka Juli lalu. "Salah satu wanita menyiramkan air ke wajah saya dan menyuntikkan sesuatu yang membangkitkan gairah seksual yang luar biasa. Mereka menghentikan mobil dan memaksa saya berhubungan dengan mereka satu-persatu menggunakan kondom," kata pria malang tersebut.

Setelah tuntas, korban ditinggalkan begitu saja di semak-semak dalam keadaan telanjang bulat. Oleh warga, dia lalu dilarikan ke rumah sakit untuk menghilangkan reaksi obat perangsang yang belum juga luntur.

Juru bicara kepolisian, Andrew Phiri, meyakini tiga wanita ini adalah anggota sindikat pemerkosa yang tersebar di Zimbabwe. Phiri mengatakan, banyak laporan pemerkosaan pria di negara tersebut. "Kami belum menemukan alasan pasti dari tindakan ini. Ada spekulasi aksi ini terkait dengan sebuah ritual," kata phiri.

Phiri menjelaskan bahwa kemungkinan sperma korban digunakan untuk semacam jimat untuk kesuksesan bisnis. Spekulasi lainnya mengatakan, sperma korban dikirim ke luar negeri untuk dijual. Ahli budaya dan sosiologi, Claude Mararikei, mengatakan ini berhubungan dengan sihir dari sekte rahasia.

"Bahkan peneliti tidak ingin bermain di ranah itu. Karena kau tidak akan kembali dengan selamat jika menerbitkan penemuanmu," ujar Mararikei.

Sumber gambar : bbc.co.uk

Baca selengkapnya »

0

Nasionalisme, Budi Utomo dan Kontribusi Nagazumi

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional mengacu pada tanggal didirikannya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Menyebut Budi Utomo, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari nama Akira Nagazumi, seorang Jepang ahli sejarah Asia Tenggara yang meninggal pada 10 Juli 1987. Karya monumentalnya, The Dawn of Indonesian Nationalism, adalah rujukan utama kajian terhadap Budi Utomo.


Sejak akhir tahun 1940an, 20 Mei memang sudah diperingati sebagai “Hari Kebangunan Nasional”. Tetapi, tidak semua bersepakat dengan keputusan pemerintah ini. Harsja W. Bachtiar misalnya tidak melihat adanya kaitan antara nasionalisme dengan Budi Utomo, karena Budi Utomo masih bersemangat primordial (baca: Jawa dan Madura).

Tapi, membaca buku Nagazumi secara detail, bisa jadi akan menegaskan kembali soal nasionalisme itu, atau setidaknya proto-nasionalisme. Karena itu, bangsa Indonesia sangat berhutang budi kepada Profesor lulusan University of Tokyo itu. Nagazumi mencatat dengan baik jatuh bangunnya Budi Utomo, dinamika internal serta kiprah politik lembaga yang didirikan anak-anak STOVIA itu.

Bangkitnya kesadaran kebangsaan di Indonesia, kata Bernard H. Vlekke (2008, 384) sangat berhubungan erat dengan perubahan yang terjadi di Asia setelah tahun 1900. Salah satu yang menjadi dasar dari kesadaran itu adalah modernisasi yang terjadi di Jepang setelah mereka membantai Rusia pada 1905. Fase tersebut dianggap sebagai fajar baru bagi negara-negara Asia, khususnya mereka yang sedang mengalami penjajahan.

Di luar apa yang disebut Vlekke ini, faktor yang mendasar bagi perubahan kebijakan pemerintah Belanda di Hindia-Belanda (yang kemudian berimbas pada tumbuhnya gerakan kebangsaan) adalah terjadinya persaingan antara kekuatan-kekuatan dunia di Asia Tenggara pada paruh kedua abad 19. (Nagazumi, 1989: 1927) Inggris memperkuat kedudukannya di Singapura, Semenanjung Malaya dan Burma. Sementara Prancis memperluas kekuatannya atas Kamboja dan Laos, menyebabkan Thailand atau Muangthai menjadi satu-satunya negara penyangga yang bebas dari penjajahan. Di Filipina, perang antara Spanyol dan Amerika pada 1898, memerdekakan Filipina dari Spanyol, namun terpaksa harus mengakui kekuasaan Amerika Serikat.

Di tanah air sendiri, pergerakan kebangsaan tidak bisa dilepaskan dari peran Wahidin Soedirohoesodo (1857-1917). Ia adalah inspirator bagi gerakan kebangsaan pada masa-masa awal 1900. Wahidin kemudian berkeliling mencari dana untuk pendidikan bagi priyayi Jawa.

Gagasan Wahidin itu kemudian ditangkap oleh Sutomo, yang juga mahasiswa STOVIA. Sutomo yakin bahwa rakyat Indonesia sebagian besar menjadi korban kebodohan. Ia yakin bahwa sumber kesejahteraan adalah pendidikan. Nasib bangsa hanya dapat diperbaiki oleh pendidikan. Sutomo menguraikan maksudnya itu pada hari Minggu 20 Mei 1908 saat masuk ruang kelas pertama pada sekolah. Ia menyampaikan maksudnya dengan jelas, tegas dan ringkas.

Nama Budi Utomo sendiri seturut yang disampaikan oleh Soetomo, diusulkan oleh Suradji yang juga teman satu kelas di STOVIA. Inspirasi nama ini didapat dari ungkapan Soetomo kala memuji kekuatan tekad Wahidin untuk melanjutkan perjalanan ke Banten mengenalkan gagasan kebangsaan ini. Soetomo mengatakan, puniko setunggaling padamelan sae serta nelakaken budi utami (ini merupakan perbuatan baik serta mencerminkan keluhuran budi). (Nagazumi, 1989: 58)

Kata “Budi” mencerminkan puncak dari kegiatan moral manusia dan mengendalikan akal dan watak seseorang. Budi Utomo secara harfiah diterjemahkan sebagai usaha bagus atau usaha mulia. Kata sanskerta asalnya adalah bodhi atau buddhi yang berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal atau pengadilan. Kata itu juga berarti daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum. Sementara kata Jawa utomo berasal dari uttama, yang dalam bahasa sanskerta artinya adalah tingkat pertama atau sangat baik.

Refleksi makna “budi” dalam keseharian bisa dimengerti sebagai sifat yang memberikan keseimbangan dan keutuhan pada pengetahuan yang sesungguhnya berkeping-keping. Makna berikutnya adalah ilmu atau kebijaksanaan yang berbeda dari pengetahuan. Apabila pengetahuan terbebas dari moralitas praktis, ilmu adalah pembimbing kea rah apa yang harus dikerjakan.

Dalam praktiknya, budi itulah yang memberikan pemahaman mengenai sifat dan hasil perbuatan yang dilakukannya. Karena itu, budi seolah olah berada di puncak kegiatan mental manusia, dan ialah yang dianggap mengendalikan akal dan watak moral seseorang, oleh karena ia sesungguhnya dia itulah akal dan moral umat manusia. Budi memberikan cahaya pada masyarakat, tetapi ia tidak mengubahnya. Dalam etos Jawa, seseorang yang berbudi akan hidup rukun dengan masyarakat. Kurang lebih begitulah filosofi dari makna budi. Namun, menurut Nagazumi, meski Wahidin memahami betul filosofi Jawa, tetapi nama “budi” sebagai label organisasi sepertinya hanya kebetulan saja.

Visi kebangsaan Budi Utomo memang harus diakui tidaklah merepresentasikan satu pola pemikiran nasionalisme yang holistik. Maksudnya, kesadaran untuk menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, memang diawali antara lain oleh kesadaran primordial sebagai bangsa Jawa. Disini justru menarik, karena kesadaran untuk membebaskan diri dari kenyataan yang menindas, merupakan perpaduan antara kematangan ide humanitarianisme, nasionalisme dan sosialisme (barat) dengan filsafat Jawa yang begitu kokoh.

Ide-ide kebangsaan yang berkembang dalam organisasi Budi Utomo, memang bukanlah satu pola yang konfrontatif melawan penguasa Belanda. Mereka berupaya untuk bersabar untuk menunggu saat yang tepat untuk keluar dari belenggu penjajahan. Ini catatan penting Nagazumi tentang Budi Utomo, bahwa ia berhasil memerankan fungsi untuk menjembatani pejabat kolonial yang maju dengan kaum terpelajar Jawa. Dan inilah peran yang sangat penting dalam sejarah Indonesia.

Baca selengkapnya »

0

Irama Demokrasi

Kalau dianalogikan dengan aliran (genre) pada musik, demokrasi bisa diibaratkan sebagai musik Jazz. Jenis musik yang satu ini, kita tahu, selalu dimainkan dengan penuh improvisasi. Dalam memainkan sebuah komposisi, para musisi Jazz boleh dibilang tidak terikat pada partitur. Mereka bebas berekspresi dan bereksplorasi sesuka hatinya, walaupun pada kenyataannya mereka memainkan lagu yang sama.


Kebalikan dari musik Jazz tentu saja adalah komposisi Klasik. Inilah aliran musik yang sangat menjunjung tinggi ketertiban. Bukan hanya pemain, bahkan menonton pun juga ada aturannya. Para musisi wajib bermain sesuai dengan partitur dibawah arahan sang dirigen. Tidak boleh ada yang meleset. Jangan harap ada kesempatan untuk ber-improvisasi. Satu instrumen saja yang bermain menyimpang, maka seluruh orkestra yang menyusun sebuah repertoir bisa berantakan. Pendeknya, inilah aliran musik yang dimainkan dengan semangat ‘otoriter’.

Baik Jazz maupun Klasik bukanlah jenis musik untuk semua orang. Kebanyakan orang kurang menyukai kerumitan baik pada musik Jazz maupun Klasik. Mereka lebih suka sesuatu yang simpel dan gampang dinikmati. Bisa ditebak, kelompok ini lebih menyukai aliran pop atau bahkan dangdut, dimana mereka bisa santai melepas penat atau bergoyang mengikuti dendang sang biduan. Dalam hal ini, bicara soal mutu jadi tidak relevan lagi. Tidak perduli sang penyanyi bersuara fals, yang penting populer, cantik, atau punya goyangan yang yahut, dialah yang bakal menjaring banyak ‘fans’.

Dengan menganalogikan proses demokrasi dengan aliran musik, kita bisa memahami perilaku para pemilih dalam pemilihan umum yang baru saja kita lalui. Tidak sepenuhnya benar jika dikatakan bahwa masyarakat kita rindu akan masa lalu, ketika pemerintah yang otoriter berkuasa. Namun demikian, rakyat juga tidak (belum) bisa memahami hingar-bingar permainan para politisi dalam sistem yang demokratis yang berlaku saat ini.

Ketika demokrasi ditegakkan, maka rakyat punya pilihan, sistem seperti apa yang mereka inginkan, dan semuanya ditentukan lewat surat suara di sebuah even bernama pemilihan umum. Rakyat boleh saja memilih, apakah ingin diperintah dengan sistem otoriter ala musik Klasik, atau demokratis ala Jazz. Tapi kenyataannya, bagi kebanyakan orang, soal sistem tidak terlalu penting. Bagi mereka, yang penting keamanan terjamin, dan ekonomi berjalan lancar. Sebagian lagi hanya bertumpu pada sosok figur tertentu, atau semangat kedaerahan, bahkan fanatisme keagamaan. Tentang program, itu soal nomor sekian. Pragmatis atau cerminan dari masyarakat yang masih belum dewasa?

Baca selengkapnya »

0

Rekor Dunia Bermain Karinding Terpecahkan

Sumedang - Sebanyak 515 pemain karinding memecahkan rekor dunia sebagai permainan karinding dengam peserta terbanyak. Pencapaian tersebut menumbangkan rekor sebelumnya yang berjumlah 370 orang.

Pemecahan rekor tersebut berbarengan dengan acara reuni besar 17 tahun Universitas Padjadjaran angkatan 1994 di Bale Santika, kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Para pemain karinding berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung serta Kabupaten Sumedang.


Dengan aba-aba dari pembawa acara, 515 peserta itu memainkan karinding dengan memasangnya di depan mulut kemudian membuat gerakan menepuk sisi alat musik dari bambu itu menggunakan jari. Bunyi yang dihasilkan sangat khas dan menyerupai tonggeret, hewan khas Jawa Barat.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Ikatan Alumni Unpad, Ferry Mursyidan Baldan, maupun Wakil Bupati Sumedang, Taufiq Gunawansyah. Hadir pula Manajer Museum Rekor Indonesia, Henry.

"Anda semua tidak memecahkan rekor nasional sebagai permainan karinding terbanyak, melainkan memecahkan rekor dunia," kata Henry disambut sorak sorai para peserta.

Henry beralasan, pencatatan rekor dunia sangat dibutuhkan agar menjadi patokan bagi negara lain. Upaya tersebut sudah dilakukan sejak setahun terakhir. Dia menuturkan, negara lain kerap mencari informasi kepada Muri mengenai pemecahan rekor yang sudah dibuat.

Dia pun mencontohkan rekor bermain angklung terbanyak sebanyak 5.000 orang pernah dicatatkan dalam Guiness Book World Record. Padahal, Muri pernah mencatatkan rekor serupa dengan peserta sebanyak 10.000 orang di Bandung beberapa waktu sebelumnya.Peserta pemecahan rekor berfoto bersama usai penyerahan piagam rekor dari Muri.

Sumber : kompas.com

Baca selengkapnya »

0

Aksi Lepas Kemeja dan Joget Spontan Para ABG Peduli AIDS


Jakarta - Ratusan pelajar SMA akan mengejutkan pengunjung beberapa pusat perbelanjaan akhir pekan ini. Secara diam-diam, para remaja akan muncul di tengah keramaian lalu bergoyang sesaat sambil melepas kemeja satu persatu sebagai wujud kepedulian terhadap AIDS.

Salah satu aksi para remaja ini ditampilkan di Mal Grand Indonesia. Sekitar 100 remaja putra dan putri tiba-tiba muncul di tengah lalu-lalang kendaraan dan kerumuman pengunjung yang hendak menyeberang dari East Mall ke West Mall dan sebaliknya.

Tepat pukul 17.10, para remaja itu membentuk barisan di 3 titik yang semuanya berada persis di bawah jembatan penghubung antara East Mall ke West Mall. Diiringi musik medley menggabungkan beberapa lagu menjadi satu, para pelajar lalu berjoget selama kurang lebih 5 menit.

Sekitar menit ke-4, satu persatu pelajar melepaskan kemeja dan barulah bisa dibedakan dari pengunjung yang lain. Saat melepas kemeja, para pelajar kompak meneriakkan slogan "Aku Bangga Aku Tahu" hingga semakin menarik perhatian pengunjung yang semula masih agak cuek.

Para pelajar terebut tengah mendemonstrasikan sebuah flash mob dance, yakni aksi dansa massal yang dilakukan secara mengejutkan dalam waktu singkat. Bedanya dengan flash mob biasa, usai menari para pelajar tidak membubarkan diri tetapi langsung membagi-bagikan kaos dan brosur tentang Acquired Imunne Deficiency Syndrome (AIDS).

"Remaja kami jadikan sasaran kampanye peduli AIDS karena jumlahnya sangat besar. Selain itu, pengidap HIV (Human Imunodeficiency Virus) terutama yang terjangkit lewat narkoba kebanyakan adalah remaja," kata dr Lily S Sulistyowaty, Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan saat ditemui di sela-sela acara flash mob dance.

Selain digelar di Grand Indonesia, flash mob dance yang diperagakan oleh ratusan pelajar SMA juga dilakukan di 4 mal besar lainnya di Jakarta. Keempat mal tersebut adalah Senayan City, Plaza Senayan, Mal Kelapa Gading dan Mal Taman Anggrek.

Ratusan pelajar putra dan putri yang dilibatkan dalam rangkaian acara yang berasal dari 4 SMA di Jakarta, masing-masing diwakili oleh 100 orang pelajar. Keempatnya adalah SMA BPK Penabur, SMA Tarakanita, SMA Negeri 54 dan SMA Negeri 81.

Baca selengkapnya »

0

Inilah Tiga Penyebab Mengapa Kasus Papua Tak Selesai

Pemerintah diminta memberi perhatian lebih terhadap persoalan di Papua supaya tak terjadi blunder kebijakan. Apalagi Papua sedang menjadi sorotan internasional. "Persoalan Papua tidak hanya masalah lokal tapi sudah menjadi perhatian dunia internasional," kata Diaz Gwijangger, anggota Komisi X DPR asal Papua di gedung DPR, Senin, 7 November 2011.


Diaz menyatakan ada tiga penyebab kenapa persoalan Papua tak pernah selesai. Pertama, terkait sejarah bergabungnya Papua ke Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat 1969. Diaz menilai, masyarakat Papua memandang sejarah Pepera belum selesai hingga kini. "Pemerintah dan rakyat Papua harus segera berdialog menyikapi masalah ini," ucap Diaz.

Dialog diperlukan karena ada perbedaan pandangan antara rakyat Papua dengan pemerintah memandang Pepera ini. "Pemerintah anggap persoalan ini selesai sementara Papua tidak," kata dia.

Persoalan kedua, menurut Diaz, adalah sejarah kekerasan dan pelanggaran HAM Papua. Diaz menyatakan, pelanggaran HAM tidak pernah diselesaikan secara tuntas. "Kalau Komnas menemukan pelanggaran, peradilan HAM seharusnya melaksanakan itu," ucap anggota Fraksi Partai Demokrat ini.

Diaz mengutarakan, persoalan krusial lain Papua adalah eskploitasi sumber daya alam. Menurut dia, warga Papua tidak pernah mendapat kompensi yang jelas. Eksploitasi terus dilakukan sementara rakyat Papua masih tetap dibawah garis kemiskinan.

Dia mengkritik pembentukan Tim Pengawas. Otonomi Khusus untuk Aceh dan Papua di DPR. Pembentukan tim ini dinilai tidak melibatkan perwakilan masyarakat setempat. Padahal, untuk menuntaskan masalah di wilayah ini perlu pendekatan kultural dan sosiologis. "Tapi saya tak dilibatkan," katanya.

Tim Pengawas ini seharusnya, kata Diaz, melaporkan hasilnya secara berkala ke publik. "Jangan ditumpuk dan diakumulasi sehingga jadi bom waktu," dia menjelaskan.

Baca selengkapnya »

0

Tuan, Tolong Botolnya Ditutup Lagi !

Anda tahukan bagaimana kondisi negara kita saat ini? Banyak sekali kebijakan nasional atau lebih tepat kita sebut sebagai ketidakbijakan nasional yang belum mampu untuk mengangkat rakyat dari jurang ketidakadilan. Tapi kita sebagai rakyat paling tidak masih bisa bersyukur, kita masih punya kaum pejuang kelas menengah yang memperjuangkan hak-hak kita sebagai komunitas bangsa ini.

Wacana yang berkembang, mereka menemukan belum berlangsungnya dengan sungguh-sungguh prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara seperti keadilan sosial, terakomodasinya hak asasi manusia di berbagai lapangan hidup. Terdapat ketimpangan sosial, kecurangan sistem yang diberlakukan. Rakyat yang pada hakekatnya merupakan pihak yang paling berhak atas negara, alam dengan segala kekayaannya, belum memperoleh segala sesuatu yang semestinya harus mereka peroleh, jika negara ini diurus dengan benar dan adil.

Sangat mengkhawatirkan dan membuat hati pedih bahwa situasi itu mungkin merefleksikan bahwa kita kini sudah sampai pada watak kolektif yang tidak sehat. Egoisme, egosentrisme, kecenderungan monopoli, sudah dirintis menjadi budaya sehari-hari, tidak hanya dalam pergaulan politik, tapi juga merambah ke berbagai bidang. Budaya itu, karena sudah berlangsung dalam jangka waktu yang sangat lama sudah merasuk dan mendarah daging bahkan sudah merupakan satu-satunya referensi sejarah yang dikenali oleh generasi demi generasi yang lahir, sudah menjadi gejala peradaban. Dan jika sudah menjadi sebuah peradaban, kita butuh sekian dekade untuk membebaskan diri darinya.

Banyak sekali pejuang-pejuang rakyat yang sekarang sudah pasrah, atau terpaksa pasrah karena tidak mampu merubah sejarah peradaban unik di negeri ini. Saya akan berikan sebuah ilustrasi menarik bisa juga lucu untuk menggambarkan kondisi ini. Seorang aktivis LSM bernama Sarju sudah mulai bosan dengan teriakan-teriakan “Hentikan Ketidakadilan” yang sering dia lontarkan ketika memimpin sebuah aksi demonstrasi anti korupsi dan kolusi. Sarju berada posisi pasrah memikirkan kondisi negara ini yang tak kunjung berubah. Untuk menenangkan hati, si Sarju lebih memilih menghabiskan akhir pekannya dengan memancing di laut.

Sudah dua jam Sarju memancing, tapi si ikan tak kunjung mau mamakan umpannya. Ketika ia melamun memikirkan aksi apa yang bisa membuat negara ini berubah, tiba-tiba dia melihat sebuah botol yang terapung dan tertutup rapat. Sarju kemudian mengambil botol itu, karena penasaran, Sarju membuka tutup botol, lalu tiba-tiba dari dalam botol keluar asap yang selanjutnya menebal dan menjadi jin raksasa yang mengambang di depan Sarju.


Karena tidak biasa melihat kejadian aneh Sarju hanya diam, jin yang ada di depannya berkata, “Terimakasih tuan, tuan telah membebaskan saya. Untuk itu tuan silahkan mengajukan tiga permintaan, saya akan mengabulkannya.

Sarju berpikir sejenak kemudian menjawab, “Baiklah jin, saya ingin tiga kejadian besar terjadi di negeri saya Indonesia ini.”

“Apa itu tuan?”

“Pertama saya ingin nilai tukar rupiah di negeri saya ini kembali menjadi Rp 2.000 per 1 dollar US. Kedua, saya mau semua uang hasil korupsi baik oleh swasta ataupun pejabat pemerintah dikembalikan kepada rakyat, dan semua pelaku kejahatan diadili. Ketiga, saya ingin hukum benar-benar bisa ditegakkan di negeri saya ini”. Sang jin berpikir sejenak, kemudian menggeleng-gelengkan kepala. Pelan-pelan jasadnya kembali menjadi asap lalu berkumpul masuk ke dalam botol itu kembali. Dari dalam botol si jin berseru :
“Tuan, tolong botolnya ditutup lagi!!”

Baca selengkapnya »

0

Wow, Satu Mata-mata Israel Ditukar 25 Warga Mesir

Pemerintah Israel dan Mesir sepakat saling bertukar tahanan. Rencananya, sebanyak 25 warga Mesir yang ditahan di Israel akan ditukar dengan seorang mata-mata Israel yang ditahan di Kairo. Menurut pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kedua negara akan melakukan kesepakatan akhir yang dimediasi oleh Amerika Serikat terkait pertukaran tersebut pada Selasa, 25 Oktober 2011. Jika sudah disetujui, maka pertukaran akan dilakukan para Kamis pekan ini.


Dilansir dari kantor berita Reuters, dari 25 tahanan Mesir di Israel, tiga masih di bawah umur. Mereka ditahan atas berbagai tuduhan pelanggaran keamanan di perbatasan kedua negara. Sementara itu, seorang mata-mata Israel yang hendak ditukar diketahui bernama Ilan Grapel, 27.

Grapel ditahan di Mesir atas tuduhan mata-mata dan perekrutan agen serta memantau revolusi di Kairo pada Februari lalu. Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman, membantah bahwa Grapel yang merupakan anggota angkatan bersenjata Israel adalah seorang mata-mata.

Pertukaran tahanan antara Israel dan Mesir dianggap sebagai sinyal membaiknya hubungan antara kedua negara. Sebelumnya, hubungan kedua negara memburuk setelah lima polisi Mesir terbunuh di perbatasan Israel Agustus lalu.

Sebelum merencanakan pertukaran tahanan dengan Mesir, Israel beberapa waktu lalu juga melakukan pertukaran tahanan dengan Palestina. Dalam pertukaran tersebut, seorang tentara Israel dibarter dengan 1.000pengikut Hamas Palestina yang ditahan di Israel.

Baca selengkapnya »

0

Inilah PM Baru Libya, Seorang Profesor Lulusan Amerika

Pemerintahan sementara Libya, Dewan Transisi Nasional (NTC), memilih dan mengangkat seorang akademisi, Abdurrahim El Keib, sebagai perdana menteri sementara. Keib bertugas memimpin Libya menuju proses demokratisasi menjelang pemilu yang tinggal delapan bulan lagi. Dilansir dari kantor berita Reuters, Keib memperoleh 26 dari 52 suara anggota NTC pada pemilihan di Tripoli, Senin 31 Oktober 2011. Tugas pertama Keib adalah mewujudkan rekonsiliasi antara tentara anti dan loyalis Khadafi yang masih tersebar di seluruh Libya.


Rekonsiliasi juga dimaksudkan untuk menciptakan persatuan demi keberlangsungan industri minyak dan gas yang dimiliki Libya. Dikhawatirkan, dengan tumbangnya Khadafi, akan tercipta persaingan tidak sehat antar wilayah pemilik kilang di Libya. "Kami menghormati dan mengenang para revolusioner yang tidak akan kami lupakan. NTC tidak akan melupakan mereka dan pemerintahan berikutnya juga demikian," kata Keib.

Keib merupakan profesor di bidang elektro di Universitas Tripoli. Sebagai akademisi dan pengusaha, Keib lebih banyak menghabiskan waktunya di luar Libya. Dia tercatat pernah kuliah di dua universitas di Amerika Serikat. Pada 1976 Keib meraih gelar Master di Universitas Southern California. Delapan tahun kemudian, Keib bergelar Doktor dari Universitas North Carolina State.

Keib juga pernah mengajar di Qatar dan Uni Emirat Arab. Perwakilan NTC dari Tripoli, Keib dikenal sebagai sosok yang pendiam dan ramah oleh para koleganya. Selama revolusi menggulingkan Khadafi, Keib adalah salah satu penyandang dana NTC. Dengan dipilihnya Keib, diharapkan dia dapat segera memilih beberapa orang yang akan menduduki posisi menteri-menteri kunci, seperti menteri perminyakan, pertahanan, keuangan dan dalam negeri.

Keib mengatakan, kabinet sementara Libya akan dilipih dalam jangka waktu dua minggu. NTC berjanji akan menggelar pemilu dalam waktu delapan bulan lagi. NTC kemudian akan menghabiskan waktu setahun untuk menyusun konstitusi pemilihan parlemen.

Baca selengkapnya »

0

Inilah Perjalanan Rangga dan Fahmi Menuju Arsenal

Rangga Pratama dan Nazarul Fahmi, dua pemain Tunas Garuda, akan menjalani tes di Arsenal Academy Junior. Klub asal London Utara itu akan memutuskan kelayakan keduanya bergabung dalam enam pekan ke depan. Rangga yang berposisi sebagai kiper dan Fahmi sebagai striker akan menjalani latihan dua sampai enam pekan ke depan.


Berikut ini sekilas profil keduanya :

Rangga Pratama
Rangga dilahirkan di Palembang, Sumatera Selatan, 18 April 1996, dari buah cinta Riyadi dan Marliani Laila. Namun sejak umur enam tahun ia hanya tinggal bersama ibu, nenek, dan adik ibunya di Kompleks Sangkuriang Blok T No.14. Ayahnya yang bekerja sebagai kuli bangunan telah bercerai dengan ibunya.

Sejak saat itu ibunya berjuang sendiri di Palembang untuk membesarkan Rangga. Ayahnya kini tinggal di Cirebon, Jawa Barat. Keadaan ekonomi Rangga cukup memprihatinkan sebelum akhirnya ibunya menikah untuk ketiga kalinya. Perkawinan kedua gagal karena faktor ekonomi. Demi mengejar mimpinya di olahraga sepak bola, Rangga harus berjalan jauh untuk latihan bola di SSB Sriwijaya FC. Kadang-kadang dia ikut teman karena ketiadaan biaya.

Pelatih Rangga memberikan dispensasi untuk tak membayar uang bulanan di SSB tersebut. Rangga dianggap sangat berpotensi dan memiliki kemampuan di atas rata-rata temannya. Semua barang perlengkapan seperti sarung tangan, bola, dan sepatu dibeli di tempat barang bekas karena Rangga tak mampu membeli yang baru.

Ketika Rangga ingin mengikuti Auidisi Tunas Garuda, ibu Rangga hampir tidak mengizinkan karena dikhawatirkan akan membutuhkan uang. Tapi ternyata tidak. Hanya uang sebesar Rp. 10.000 yang diberikan ibunya, Rangga manfaatkan untuk biaya pemeriksaan uang kesehatan (surat dokter) sebagai persyaratan mengikuti audisi.

Prestasi :
1. Juara 3 DISPORA Cup
2. Juara 1 Liga Specs
3. Juara 4 Pegadaian Cup

Nazrul Fahmi
Fahmi adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Lahir pada 13 November 1996 di Dayah Mesjid Bireuen, Aceh, dari pasangan Safwandi dan Hadisah. Fahmi dan keluarga tinggal di Toko Rahmat Jepara, Matang Glumpang II, Desa Dayah Mesjid, Bireuen. Ia menyelesaikan studi di SMAN 2 Peusangan, Bireuen, Matang Glumpang II, Bireuen, Aceh.

Mengawali bermain sepak bola, Fahmi berangkat menuju Lubuk Pakam dari Bireuen untuk mengikuti Audisi Tunas Garuda. Para pelatih yang menilai saat audisi berlangsung mengatakan sebagai striker Fahmi mempunyai kaki emas. Pelatih beralasan di mana pun posisi Fahmi, ia mudah mencetak gol dari umpan yang diberikan kepadanya. Itulah kelebihan Fahmi dari pemain lain dari Sumatera Utara. Beberapa tahun lalu Fahmi pernah mewakili Indonesia untuk bertanding melawan Brunei Darussalam dalam Piala Asia Pelajar.

Baca selengkapnya »

0

Wow, Mantan Model Playboy Beli Klub Inggris

London - Wanita-wanita cantik memimpin atau siap menerima tampuk kepemilikan klub bola? Ah, itu sudah menjadi tren. Namun, jika wanita cantik paruh baya yang membeli klub sepak bola? Itu tidak biasa.


Sybil Danning, namanya. Dia adalah seorang mantan aktris Hollywood dan mantan model majalah Playboy di era 1980-an yang kini menjadi produser film. Danning dan suaminya, Horst Lasse sedang dalam proses negosiasi untuk membeli klub League One Inggris, Sheffield Wednesday FC.

Danning yang kini berumur 64 tahun ini kesengsem pada Sheffield karena sejumlah kriteria yang potensial. Bahkan wanita yang pernah dinobatkan sebagai simbol seks di eranya itu pun yakin dapat membawa klub dengan potensi-potensinya itu untuk masuk ke dalam Premier League.

"Kami telah berencana membeli sebuah tim Inggris dengan basis penggemar yang kuat dan berpotensi besar. Sheffield Wednesday sesuai dengan cita-cita itu. Ini adalah salah satu klub yang cukup terkenal di sepak bola Inggris dan meskipun telah jatuh selama beberapa tahun, kami yakin kami dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk masuk ke Premier League," katanya seperti dilansir The Sun.

Ini kedengaran seperti tidak mungkin tapi wanita kelahiran Australia itu menegaskan dirinya sangat serius. Sementara itu, pemilik klub, Milan Mandaric, mengatakan ingin menjual klubnya jika dia yakin seseorang dapat membawa kemajuan bagi Hillsborough.

Danning dan suaminya memang dikenal sebagai pemain yang cerdik dalam dunia bisnis dan olahraga. Mereka sudah merasakan asam garam bisnis dan olahraga, termasuk pengalaman terselamatkan dari kebangkrutan oleh sebuah klub hoki es asal Jerman. Kini mereka sangat yakin bisa membawa kemajuan bagi Sheffield.

"Kami telah mempelajarinya di bulan lalu dan jika negosiasi berjalan lancar, kami harap dapat segera menemukan kata sepakat untuk membeli klub," tandasnya.

Baca selengkapnya »