Sabtu, 31 Desember 2011

0

Tiga Top Pseudo-science Tahun Ini


Crop circle di Cikarang

LONDON, Ada tiga top pseudo-science tahun ini dan ketiganya dipopulerkan olehpublic figure. Tiga top pseudo-science itu berkaitan dengan pembersih kolon, alasan mengapa air laut terasa asin, dan bentuk kaki perempuan saat orgasme. Hmm...

Soal pembersih kolon diungkapkan oleh Suzi Quatro, seorang penyanyi dan penulis lagu asal Amerika Serikat. Quatro mengatakan pada surat kabar Daily Mail, "Saya biasa mendapatkan sakit tenggorokan dan salah satu saudara perempuan saya mengatakan bahwa rasa sakit itu bermula dari kolon. Saya lalu mulai meminum bubuk pembersih kolon dicampur dengan jus segar setiap hari dan ternyata terasa berbeda setelahnya."

Pandangan Quatro dibantah oleh Melita Gordon, seorang konsultan kesehatan pencernaan. Ia mengatakan bahwa kolon memang penting bagi manusia tetapi tidak akan mengakibatkan sakit tenggorokan.

"Sakit tenggorokan tidak berasal dari kolon. Itu disebabkan oleh virus yang masuk lewat hidung dan mulut. Meminum pembersih kolon sama sekali tidak memberi benefit bagi tenggorokan maupun kolon," kata Gordon seperti dikutip Reuters, Rabu (28/12/2011).

Sementara, soal alasan air laut yang terasa asin dibawa oleh bintang televisi Nicole Polizzi. Polizzi menyatakan, "Saya sama sekali tidak suka laut. Saya benci hiu dan air laut adalah seluruhnya sperma paus. Itulah mengapa air laut terasa asin."

Mengomentari pernyataan Polizzi, pakar kelautan Simon Boxall mengatakan, "Akan butuh banyak sekali sperma paus untuk membuat laut seasin saat ini."

Christian Louboutin, seorang desainer sepatu asal Perancis, menngungkapkan perkataan teman pestanya seputar posisi kaki perempuan saat orgamse serta kaitannya dengan sepatu hak tinggi.

"Dia mengatakan bahwa sisi seksual dari sepatu hak tinggi adalah lengkungan kakinya, sebab itu tepat merupakan posisi kaki perempuan saat orgasme. Jadi, memposisikan kaki di sepatu hak tinggi, anda sebenarnya sedang menempatkan diri dalam situasi orgasme," jelas Louboutin.

Tentu saja hal itu dibantah. Kevan Wylie, konsultan seksualitas menjelaskan bahwa sangat penting untuk membedakan sebab dan efek. "Kaki perempuan mungkin memang ada dalam posisi itu saat orgasme, tapi itu tak berarti bahwa dengan menempatkan kaki di posisi itu dalam posisi berbeda akan menghasilkan orgasme,"jelas Wylie.

Meski terkesan menanggapi gurauan, namun klarifikasi semacam itu dianggap penting oleh beberapa pakar. Mereka beranggapan bahwa dengan mengklarifikasi, maka hal yang salah tak akan dengan mudah disebarluaskan dan dipercaya khalayak. Pseudo-science tidak bisa diterima sebagai sebuah kebenaran.

Selain tiga hal tersebut, satu lagi pseudo-science juga diungkapkan oleh Michelle Bachmann dari Partai Republik, AS. Ia mengatakan keterkaitan antara retardasi mental dengan konsumsi vaksin HPV untuk pencegahan kanker leher rahim. Pastinya, itu juga cuma mitos.

Kalau di Indonesia, apa ya top pseudo-science? Apakah crop circle, piramida Garut dan isu Jakarta sebagai pusat gempa masuk dalam pseudo-science? 


Source: http://smartcome.blogspot.com

0 Responses to “Tiga Top Pseudo-science Tahun Ini”

Posting Komentar