Kamis, 22 Desember 2011

0

Paman Jang, Kekuatan di Belakang Kim Jong Un


JANG SONG-taek digambarkan sejumlah pengamat sebagai kekuatan di balik tahta di Korea Utara setelah kematian "Pemimpin Tercinta" Kim Jong-il.

Namun siapakah Jang Song-taek? Dan mengapa ia tampak punya pengaruh lebih di "Kerajaan Pertapa" itu ketimbang Kim Jong-un, putra Kim Jong Il yang masih 27 tahun dan penerus dinastinya itu?

Kim Jong-un, yang dijuluki sebagai "Penerus yang Agung" oleh media Korea Utara, telah dipersiapkan untuk mengambil alih Korea Utara, tetapi dipandang sebagai terlalu muda, belum teruji dan belum siap untuk melangkah ke panggung besar sendirian, kata para pengamat. "(Kim) berusia 28 pada 8 Januari, dan meskipun dia menyandang gelar jenderal, Korea adalah masyarakat yang memperhatikan usia dan senioritas," kata Scott Snyder dari lembaga think tank Dewan Hubungan Luar Negeri AS. "Jadi gagasan dari orang yang berusia 28 tahun yang juga komandan militer sulit bagi orang luar untuk memahami dan masih harus dilihat apakah itu pada kenyataan awet."

Jang berusia 65 tahun dan merupakan bagian dari lingkaran dalam Kim Jong-il. Sejumlah orang menggambarkan dia sebagai tangan kanan "Pemimpin Tercinta" itu. Sejumlah pengamat mengatakan, ia telah bertindak sebagai mentor bagi Kim muda sejak ayahnya menderita stroke pada 2008, dan mungkin telah bertindak sebagai caretaker

Namun hubungan Jang dengan dinasti Kim tidak seluruhnya positif atau mulus, kata para pakar Korea Utara kepada MSNBC. Ia semula disingkirkan dari koridor kekuasaan ketika ia mencoba untuk menikahi adik Kim Jong-il, yaitu Kim Kyong-hee. Tahun 1972, dia menikahi Kim Kyong-hee dan kemudian menjadi wakil ketua Komisi Pertahanan Nasional - orang nomor dua dalam jajaran komando di Korea Utara, lapor MSNBC.

Namun antara tahun 2003 hingga 2006, ia tampaknya telah mengecewakan Kim Jong-il. Diduga itu karena ia berusaha menghimpun kekuatan. Ia kembali hilang dari pandangan publik, kata MSNBC, yang mengutip situs militer GlobalSecurity.org.

"Dalam satu hal, biografi (Jang) mengingatkan saya pada Deng Xiaoping," kata analis Marcus Noland kepada MSNBC. "Mereka terus menyingkirkannya ke pedesaan dan ia terus datang kembali."

Jang kembali tahun 2007. Ia mengepalai pos pengamanan publik di Partai Buruh, lapor harian Korea Selatan Chosun Ilbo. 

Akankah Jang mendukung atau menantang Kim menuju tampuk kekuasaan? "Ada potensi ketegangan antara Kim Jong-un dan Jang Song-taek yang dapat mengakibatkan salah satu atau keduanya memicu krisis untuk membuktikan kekuasaan pemerintah yang baru terhadap para pemimpin senior lainnya, meskipun dalam jangka pendek tidak mungkin ada perebutan internal yang akan diungkapkan secara terbuka," kata Brittany Damora, analis Asia untuk lembaga konsultan risiko AKE yang berbasis di London, kepada Reuters. "Saya mengantisipasi peningkatan ketegangan dalam kebijakan luar negeri dan, kemudian di bawah permukaan, dengan kebijakan yang tetap cenderung tidak menentu, ada kemungkinan serangan militer dalam skala kecil terhadap Korea Selatan."

Pandangan Damora senada dengan pakar Korea Selatan Jae Ryoo Kihl dari University of North Korean Studies. "Ketegangan akan timbul antara Jang dan Kim Jong-ul, karena Kim tidak akan punya pilihan selain berbagi sejumlah kekuasaan dengan Jang," kata Profesor Ryoo kepada The Associated Press.

Tahun lalu, menurut kawat-kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, kedutaan AS di Seoul mengatakan, para ahli meragukan "Kim Jong-un akan mampu menggantikan ayahnya tanpa memicu ketidakstabilan di Utara. Ada yang berpendapat kurangnya pengalaman memimpin membuat tidak mungkin bagi dia memenangkan dukungan dari elite yang berkuasa. Mereka sepakat adik ipar Kim Jong-il, yaitu Jang Song-taek, akan menjadi saingan kuat bagi Kim muda dan mungkin akan tergoda untuk menantang dia."

Jang, meski tidak tampil mencolok pada konferensi partai tahun 2010 lalu, punya koneksi yang lebih luas dalam birokrasi Korea Utara, kata Snyder. Jang juga mengantongi dukungan kuat di militer karena saudara-saudaranya yaitu Jang Song-woo dan Jang Song-gil, memegang posisi penting di angkatan bersenjata, kata peneliti Ryu Dong-Ryeol dari Institut Sains Polisi Korea Selatan kepada Chosun Ilbo, Juni lalu.

Kakak tertuanya, Jang Song-woo, menjadi Wakil Panglima dan Komandan Koprs Angkatan Darat Ketiga. Sementara adiknya, Jang Song-gil seorang Letnan Jenderal dan komandan armada tank, kataGlobalsecurity.org.

Dengan klaim Korea Utara bahwa negara itu punya armada tentara lima juta orang dan persenjataan nuklir dengan hulu ledak nuklir delapan buah, semua mata tertuju kepada Kim muda, apakah dia dapat tetap memegang kendali kekuasaan. 

"Ada kekhawatiran nyata bahwa si pewaris, Kim Jong-un, tidak memiliki cukup waktu untuk membentuk aliansi yang diperlukan di negara itu demi mengkonsolidasikan masa depannya sebagai pemimpin," kata analis Asia pada IHS Global Insight, Sarah McDowell, kepada Reuters.


Source: http://gedenews.blogspot.com/2011/12/paman-jang-kekuatan-di-belakang-kim.html

0 Responses to “Paman Jang, Kekuatan di Belakang Kim Jong Un”

Posting Komentar