Tampilkan postingan dengan label Regional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Regional. Tampilkan semua postingan
Home » Posts filed under Regional
Rabu, 18 Januari 2012
0

Nyamuk Raksasa Hebohkan Warga Polewali Mandar
Nyamuk Raksasa Hebohkan Warga Polewali Mandar – Warga Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dihebohkan dengan adanya nyamuk raksasa.
Nyamuk ini ditemukan pertama kali oleh warga di sebuah masjid saat akan melakukan salat Magrib kemarin. Karena sempat khawatir dengan munculnya nyamuk ini, warga menangkap nyamuk ini secara beramai-ramai.
Bahkan pelaksanaan salat sempat ditunda karena para jamaah berkonsentrasi untuk menangkap nyamuk ini.
Berbeda dengan nyamuk pada umumnya, hewan ini memiliki kaki sepanjang 7 sentimeter, panjang patok 0,7 sentimeter, serta panjang sayap hingga 2,5 sentimeter.
Warga meyakini, nyamuk yang ditangkap ini merupakan nyamuk terbesar di Indonesia yang pernah mereka jumpai. Untuk sementara, nyamuk raksasa ini diamankan di rumah salah seorang warga.
Harli Mulyadi, pemilik rumah, mengaku khawatir dengan penemuan nyamuk raksasa ini. Sebab wilayahnya pernah ditetapkan sebagai endemik demam berdarah.
Dia berharap, pemerintah daerah setempat segera bertindak dengan menggelar fogging atau pengasapan massal untuk mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk tersebut.
Baca selengkapnya »
Sabtu, 14 Januari 2012
0
Niagara Mini dari Bandung
Indonesia sebenarnya punya niagara mini, sayangnya belum banyak yang tahu. Maklum, tempatnya terpencil dan cukup sulit mencapai lokasi ini.
Nama air terjun 'miniatur' niagara itu dikenal dengan nama Curug Malela. Lokasinya bisa disambangi dari Bandung ke arah barat menuju Kota Kecamatan Gununghalu. Jaraknya sekitar 40 km.
Nama air terjun 'miniatur' niagara itu dikenal dengan nama Curug Malela. Lokasinya bisa disambangi dari Bandung ke arah barat menuju Kota Kecamatan Gununghalu. Jaraknya sekitar 40 km.
foto source: alianmemangalian.devianart
Jika tidak membawa kendaraan pribadi bisa naik kendaraan umum dari Stasiun Ciroyom. Hampir setiap jam ada yang berangkat, cuma hanya sampai sore hari. Tengah malam baru mulai ada lagi karena ingin mengangkut para calon penumpang yang biasa akan menjual hasil bumi dan palawija ke Bandung pada subuh harinya.
Dari Gununghalu kemudian kita mengarah ke Bunijaya. Ada kendaraan umum yang melayani jalur ini (beberapa minibus jurusan Bandung - Gununghalu - Bunijaya). Beberapa petunjuk sudah dipasang sehingga yang baru pertama kali akan terbantu. Namun jika ragu lebih baik bertanya.
Menuju curug yang terletak di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, ini lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Sebab tidak ada kendaraan umum yang sampai curug.
Angkutan umum hanya sampai Rongga dan dari sini harus naik ojek dengan ongkos sekitar Rp 50.000,- melalui jalanan berbatu yang licin kala hujan. Nah, karena jalan berbatu tadi, jika menggunakan kendaraan pribadi disarankan kendaraan dengan ground clearance tinggi seperti SUV.

Dari Gununghalu kemudian kita mengarah ke Bunijaya. Ada kendaraan umum yang melayani jalur ini (beberapa minibus jurusan Bandung - Gununghalu - Bunijaya). Beberapa petunjuk sudah dipasang sehingga yang baru pertama kali akan terbantu. Namun jika ragu lebih baik bertanya.
Menuju curug yang terletak di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, ini lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Sebab tidak ada kendaraan umum yang sampai curug.
Angkutan umum hanya sampai Rongga dan dari sini harus naik ojek dengan ongkos sekitar Rp 50.000,- melalui jalanan berbatu yang licin kala hujan. Nah, karena jalan berbatu tadi, jika menggunakan kendaraan pribadi disarankan kendaraan dengan ground clearance tinggi seperti SUV.


foto source: kakigatel.com - 4bpp.blogspot.com
Curug atau air terjun ini memang tersembunyi lokasinya. Baru ditemukan sekitar 6 tahun silam, penduduk sekitar kawasan pun banyak yang belum menjamahnya. Akses jalan menuju ke sini belum tergarap dengan rapi. Padahal plang nama sudah dijajakan sejak keluar dari Tol Padalarang menuju jalur alternatif ke Ciwidey via Soreang. Objek wisata Curug Malela terpampang bersama nama daerah lainnya.
Berdasarkan peta topografi, Curug Malela memiliki ketinggian kurang lebih 50 m dan lebar mencapai 70 m. Airnya berasal dari Sungai Ci Curug. Nama 'malela' diambil dari Bahasa Kawi yang berarti 'baja'.
Berdasarkan peta topografi, Curug Malela memiliki ketinggian kurang lebih 50 m dan lebar mencapai 70 m. Airnya berasal dari Sungai Ci Curug. Nama 'malela' diambil dari Bahasa Kawi yang berarti 'baja'.
Baca selengkapnya »
Sabtu, 07 Januari 2012
0

Sisi Negatif Adat Jawa dan Manusia Moderen (Sceptic Minded)

Banyak sekali adat Jawa yang dipandang hanya dari sisi negatif oleh mereka yang mengatasnamakan agama. seakan-akan setiap adat yang berlaku di masyarakat Jawa hanyalah sebuah kebiasaan bodoh kaum awam yang menghambur-hamburkan uang tanpa maksud mulia.
meskipun penulis bukan seratus persen produk pribumi (bukan jawa asli) tapi penulis patut mensyukuri bahwa hidup di daerah Jawa memang penuh dengan pelbagai adat istiadat positif yang patut dilestarikan masyarakatnya.
Diantara adat Jawa yang sering dipandang sebelah mata adalah sebagai berikut:
- Nadran, Pesta laut atau sedekah laut, syukuran nadran biasanya dilakukan setahun sekali, intinya memberi makanan yang lumayan mewah untuk ikan-ikan yang berada di lautan lepas sebagai timbal balik atas nikmat yang selama ini diberikan Tuhan kepada para nelayan dari tangkapan ikan selama setahun penuh
- Ngupati dan Nujuh bulan. Doa bersama dan Sedekah kepada para handai tolan atas rasa syukur dari seorang ibu hamil agar diberikan kelancaran selama menjalani masa khamilnya
- Bubur lungsur (yang ini penulis baru tahu kemarin sore). sebuah ritual sedekah bubur khusus dan minyak goreng dibagi secara terpisah. hal ini ditunjukkan sebagai permintaan sekaligus syukuran dari ibu hamil 8 bulan, agar proses melahirkan (lungsur) berjalan dengan aman dan normal.
Masih banyak adat Jawa yang mungkin tidak akan anda temukan di daerah-daerah lain. Budaya ini sungguh mulia jika memang niat orang yang menjalankannya adalah untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhannya. bukankah jika manusia selalu bersyukur maka Tuhan akan terus menambah nikmat-nikmatnYa. mengapa masih saja ada yang memandang sebelah mata bahkan menganggap budaya ini jauh dari nilai keagamaan. betapa naifnya orang-orang yang mengklaim negatif budaya Jawa nan variatif ini.
Selama sebuah budaya tidak menyalahi batasan-batasan agama maka budaya itu akan terus legal dan harus kita lestarikan. Budaya merupakan jati diri sebuah bangsa jika kita membrangusnya maka hilanglah jati diri kita.
Sayangnya manusia modern jarang yang memahami budaya secara mendalam, sebaliknya mereka dengan bangganya mengimpor budaya Arab dan Barat apa adanya, karenanya tak heran sekarang orang Indonesia telah kehilangan jatidirinya. hanyut dalam radikalisme dan liberalisme budaya impor.
Baca selengkapnya »
Jumat, 06 Januari 2012
0



Tentang Tugu Yogyakarta

Yogyakarta — Bila datang ke Yogyakarta, dan kebetulan Anda bingung menentukan arah mau ke mana, ada satu patokan yang pasti dikenal oleh seluruh Wong Yogya. Itulah Tugu. Sebuah bangunan monumen sejarah yang terletak di perempatan bertemunya Jalan P Mangkubumi di sisi selatan, Jalan AM Sangaji di sisi utara, Jalan Jenderal Sudirman di sebelah timur, dan Jalan P Diponegoro di sebelah barat. Tugu setinggi 15 meter itu diresmikan pada 3 Oktober 1889 atau 7 Sapar 1819 Tahun Jawa.
Dari Tugu itu pula, maka pendatang dari luar Yogya seolah bisa "menggenggam" seluruh kawasan kota ini. Tinggal mau ke mana? Semua bisa ditempuh dalam hitungan menit. Yogya kota kecil, Tugu bisa menjadi poros segala arah. Jika kemudian bingung di dalam kota Yogya, silakan kembali ke Tugu. Dijamin Anda tidak bingung lagi!
Asal tahu saja, Tugu itu ternyata juga menjadi salah satu poros imajiner pihak Kraton Yogyakarta. Jika ditarik garis lurus dari selatan ke utara, atau sebaliknya; maka akan ditemukan garis lurus ini: Laut Selatan (konon dikuasai oleh Kanjeng Ratu Kidul, istri Sultan Raja-raja Mataram), Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi.
Bahkan, Sultan sebagai penguasa Kraton Yogyakarta, jika duduk di singgasana di Siti Hinggil Kraton, ia bisa memandang Gunung Merapi di sisi utara. Ikatan magis antara Laut Kidul, Kraton, dan Gunung Merapi hingga saat ini dipercaya oleh Wong Yogya. Oleh sebab itu budaya larungan selalu dilaksanakan pada bulan Sura di Laut Selatan maupun Gunung Merapi oleh pihak Kraton.
Filosofi Berubah
Seiring dengan perjalanan sejarah, Tugu yang sudah berumur 100 tahun lebih itu rupanya akan diubah bentuknya. Perubahan bentuk itu – jika jadi dilakukan -- jelas bisa dibilang melanggar undang-undang cagar budaya. Namun apa mau dikata jika yang mau mengubah adalah pihak Kraton Yogyakarta? Tentunya ada alasan kuat yang mendasarinya. Konon, dari catatan sejarah disebutkan, sosok Tugu yang ada sekarang itu sebenarnya telah mengalami perubahan bentuk dari sosok aslinya. Tugu itu semula didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I, pendiri Kerajaan Yogyakarta setelah Mataram Islam yang berpusat di Kartasura terpecah menjadi dua. Sebagian menjadi Kasultanan Yogyakarta, sebagian lagi menjadi Kasunanan Surakarta pada Perjanjian Giyanti tahun 1755. Tugu itu dulu disebut Tugu Golong-Gilig.
Bentuk Tugu Golong-Gilig itu, konon, puncaknya berupa golong (bulatan mirip bola) dan bawahnya berbentuk bulat panjang/silindris atau gilig. Tugu Golong-Gilig tersebut melambangkan tekad yang golong gilig (menyatunya pimpinan/raja dengan rakyatnya). Makna lebih jauh adalah bersatunya raja dan rakyatnya dalam perjuangan melawan musuh maupun menyatu dalam membentuk pemerintahan dalam satu negara. Di sisi lain juga bisa dimaknakan sebagai hubungan antara manusia dengan Sang Khalik.
Jika melihat makna Tugu Golong-Gilig adalah bersatunya antara raja dan rakyat, maka hal itu bisa dimengerti karena pendiri Kerajaan Yogyakarta – kala itu – dikenal sebagai pemberontak yang ingin memisahkan diri dari Kerajaan Mataram Islam yang justru dikuasai penjajah Belanda. Pangeran Mangkubumi (kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I) memilih memberontak dan memisahkan diri daripada kerajaan di bawah pengaruh kekuasaan Belanda.
Pernah Runtuh
Tugu Golong-Gilig semula dibangun setinggi 25 meter. Kemudian karena gempa tektonik pada 10 Juni 1867 atau 4 Sapar Tahun EHE 1284 H atau 1796 Tahun Jawa sekitar pukul 05.00 pagi, tugu itu rusak terpotong sekitar sepertiga bagian. Musibah itu bisa terbaca dalam candra sengkala – sebuah catatan kata yang bermakna angka tahun -- Obah Trusing Pitung Bumi (1796).
Tugu itu kemudian diperbaiki oleh Opzichter van Waterstaat/Kepala Dinas Pekerjaan Umum JWS van Brussel di bawah pengawasan Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V. Lalu tugu baru itu diresmikan HB VII pada 3 Oktober 1889 atau 7 Sapar 1819 Tahun Jawa. Oleh pemerintah Belanda, tugu itu disebut De Witte Paal (Tugu Putih).
Menurut kerabat Kraton Yogyakarta yang juga Kepala Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah) Daerah Istimewa Yogyakarta, Raden Mas Haji Tirun Marwito SH; saat ini Kraton Yogyakarta memang sedang mengkaji kemungkinan mengembalikan Tugu Yogya ke bentuk asalnya. "Bentuk Tugu yang sekarang ini sudah direkayasa oleh pihak penjajah Belanda saat itu. Akibatnya makna filosofinya sudah berubah," tuturnya.
Saat dibangun kembali oleh pemerintah Belanda itu, di sana ada candra sengkala Wiwaraharja Manunggal Manggalaning Praja atau tahun Jawa 1819 yang berarti pintu menuju kesejahteraan bagi para pemimpin negara. Hal itu jelas bertentangan dengan simbol Golong-Gilig. Oleh sebab itulah maka pihak Kraton Yogyakarta berniat mengubah bentuk tugu yang sekarang.
"Bila nanti rencana itu dilaksanakan, ada beberapa kemungkinan yang akan ditempuh. Misalnya, Tugu Yogya yang ada sekarang ini dipindah dan diletakkan di pinggir jalan sebagai monumen bahwa Tugu Yogya pernah berbentuk seperti itu. Lalu di lokasi tempat tugu itu berada dibangun kembali Tugu Golong-Gilig seperti yang pernah dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I," kata Tirun.
sumber: http://haxims.blogspot.com/2010/02/tentang-tugu-yogyakarta.html
Baca selengkapnya »
Rabu, 04 Januari 2012
0

Aneh, Air Telaga Hilang Dalam Semalam
Foto
GUNUNGKIDUL-Fenomena alam tanah ambles kembali terjadi. Kali ini terjadi di Telaga 'Motoendro' Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta.
Akibatnya 300 KK dua dusun kehilangan tampungan air yang biasa digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Menurut penuturan Sugirin, warga setempat, telaga yang memiliki panjang 30 meter dan lebar 15 meter tersebut sebelum ambles penuh dengan air. Kejadian ini bermula pada Senin malam (2/1/2011) terdengar suara dentuman keras dari arah telaga.
"Sebelumnya airnya setinggi orang dewasa. Dentuman itu seperti bom saat tentara latihan,"katanya kepada wartawan.
Keesokan harinya Selasa (3/1/2012) warga mendatangi lokasi dan warga melihat air tersebut memutar dan surut di satu titik atau lubang dengan diameter 5 meter. Dan dalam waktu semalaman air telaga yang penuh habis.
"Tiba-tiba air hilang warga berusaha menahan air menggunakan kayu dan batu untuk menutup lubang dengan cara melempar,"imbuhnya.
Dijelaskan Sugirin, amblesnya tanah di telaga tersebut, sudah dilaporkan ke pihak desa dan kecamatan. Namun, memang belum ada tindak lanjut hingga saat ini. "Belum pernah ditengok oleh pejabat dari kecamatan maupun kabupaten," tambahnya.
Sementara, salah seorang warga lain, Ngatilah (70), mengatakan telaga tidak pernah kering dan menjadi tumpuan warga. Telaga tersebut, biasanya digunakan untuk mencuci, memandikan sapi. Bahkan jika musim kemarau digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
"Telaga ini, tumpuan bagi warga dua dusun mas, kalau telaga ini, kering kami ya kebingungan,"ujarnya.
Ia juga mengkhawatirkan banyak warga melihat terutama anak kecil yang tak menghiraukan bahaya saat bermain di sekitar lubang tersebut.
"Kami khawatir, kalau pada saat anak kecil lihat-lihat lubang tersebut, kemudian longsor, karena kemungkinan kedalaman sekitar ratusan meter," tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih terus melihat-lihat, dan mereka masih menunggu tindak lanjut dari pemerintah, agar segera mungkin bisa diatasi. Warga ingin segera menutup lubang agar telaga bisa digunakan kembali.
[Sumber: Okezone]
Baca selengkapnya »
Senin, 02 Januari 2012
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Wayan Tewas Mendengar Ledakan Petasan
Ilustrasi
GIANYAR, Ini adalah cerita duka yang tersisa dari euforia dan kegembiraan menyambut tahun baru. Di Kabupaten Gianyar, Bali, malam pergantian tahun diwarnai dengan pesta petasan oleh warga. Namun naas, pesta itu menewaskan I Wayan Wita (60).
I Wayan Wita yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Pantai Lebih itu terkejut mendengar petasan di dekat rumahnya di Banjar Lebih Kelod, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar Bali. "Tiba-tiba penyakit jantungnya kambuh setelah mendengar ledakan petasan," kata I Nyoman Col, tetangga korban.
Selain Wita, keponakan Nyoman Col juga mengalami luka-luka pada jarinya akibat terkena serpihan petasan yang dinyalakannya menjelang detik-detik tibanya Tahun Baru 2012. Korban bernama I Wayan Derawan (16) itu harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit akibat ibu jarinya luka-luka terkena ledakan petasan.
I Putu Ari (15), warga Banjar Lebih Kelod lainnya, juga terluka akibat terkena petasan, sehingga harus mendapatkan perawatan intensif di RSUP Sanglah, Denpasar.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Gianyar, Ajun Komisaris Ngakan Anom Semadi, tak berhasil dimintai konformasinya mengenai peristiwa tersebut.
Berdasarkan data di UGD RSUD Sanjiwani, Gianyar, 50 orang warga masuk ke rumah sakit itu pada saat malam pergantian tahun. "Penyakitnya beragam, mulai dari luka-luka akibat kecelakaan lalu lintas, perkelahian, hingga penyakit lainnya," katanya.
Baca selengkapnya »
Sabtu, 31 Desember 2011
0

Source: http://smartcome.blogspot.com/
Alif Berjalan Kaki ke Tanah Suci
Masjidil Haram, Makkah
PADANG, Seorang warga Kota Padang, Sumatera Barat, bernama Jackson Dromez alias Muhammad Alif (38), Jumat (30/12/2011), memulai perjalanan ibadah haji dengan berjalan kaki. Alif memperkirakan bakal tiba di Tanah Suci Mekkah sekitar sepuluh bulan dari sekarang.
Alif yang sehari-hari merupakan seorang pendakwah itu bakal mengambil rute dari Padang melalui Pekanbaru, Dumai, Malaysia, Thailand, Myanmar, Banglades, India, Pakistan, Afganistan, Iran, Irak, hingga Arab Saudi.
"Saya ingin menunaikan ibadah haji pada musim haji 2012 karena itu merupakan musim haji akbar. Nilai ibadahnya sama dengan tujuh kali naik haji," kata Alif.
Alif yang bermodalkan ransel, sandal jepit, dan sejumlah tas berisi peralatan, peta, dan paspor meneguhkan perjalanan ibadah haji itu dengan berjalan kaki. Ia mengatakan, hal itu dikarenakan perjalanan dengan berjalan kaki mempunyai nilai ibadah yang lebih tinggi.
Setiap satu langkah kaki kita, dinaikkan kedudukan kita satu derajat, ditambahkan sebuah pahala, dan dihapuskan satu dosa kita. "Bayangkan ada berapa langkah yang diayunkan untuk sampai di Tanah Suci Mekkah," ungkap Alif..
Baca selengkapnya »
0

5 Kota Favorit Rayakan Malam Tahun Baru – Malam pergantian tahun tinggal menghitung hari saja. Bagi sebagian orang tentunya telah mempersiapkan segala sesuatu untuk merayakan pergantian tahun tersebut.
Selain Jakarta, ada beberapa daerah di Indonesia yang banyak dipilih menjadi tempat favorit merayakan akhir tahun.
Jakarta
Meski banyak warga yang Jakarta akan bermalam tahun baruan di luar kota, namun antuasias dari warga Jakarta yang tidak bisa luar juga tidak kalah di ibukota ini.
Kawasan wisata seperti Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan dan masih banyak lainnya setiap tahun selalu menyiapkan acara-acara menarik dalam menyambut Tahun Baru.
Bagi Anda yang masih bingung ingin pergi ke mana merayakan malam pergantian tahun, semoga informasi di atas dapat membuat Anda segera mengambil pilihan.
Yogyakarta
Mendengar kata Yogyakarta tentu saja yang terbayang oleh Anda adalah Gudeg, Malioboro dan Keraton, selain keramahan khas penduduknya. Unsur inilah yang sepertinya selalu menjadi faktor pendorong untuk selalu ingin kembali kesana, terlebih saat akan merayakan tahun baru.
Lombok
Mulai bosan dengan Bali? Mengapa tidak mencoba ke Lombok? Di sini pemandangan alamnya tidak kalah dengan Bali, bahkan lebih indah, sepi dan jauh lebih bersih.
Tengok saja Pantai Sengigi yang masih cukup bersih dari jangkauan para turis. Berbagai macam akomodasi tersedia cukup variatif di Senggigi, tinggal Anda menyesuaikannya dengan budget yang anda miliki. Selain itu Anda juga bisa menikmati keindahan laut dengan menyelam di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno.
Bali
Sebagai kawasan wisata yang tidak pernah sepi dikunjungi turis domestik maupun asing, Bali, memang masih pilihan utama bagi sebagian orang untuk merayakan malam pergantian tahun baru.
Eksotisnya Pantai Legian dan Sanur memang sangat pas bagi Anda yang ingin merayakan tahun baru di tepi pantai bersama keluarga atau dengan pasangan.
Bandung
Kota Kembang ini juga tidak pernah kalah sepi dalam mengantongi kunjungan penduduk yang ingin merayakan tahun baru. Meskipun Bandung tidak lagi terasa sejuk seperti beberapa tahun yang lalu, kota yang mulai didominasi oleh factory outlet ini masih tetap menawarkan daya tarik yang berbeda dari kota lain yang ada di Indonesia.
Di Bandung, Anda dapat merayakan pergantian tahun di sepanjang jalan Dago Atas, daerah Gasibu dan Alun-alun Bandung.
Meski selalu terjadi kepadatan yang luar biasa di setiap malam tahun baru, rupanya tidak pernah menyurutkan penduduk yang berasal dari luar daerah yang ingin menikmati Bumi Sangkuriang tersebut.
5 Kota Favorit Rayakan Malam Tahun Baru
Tahun Baru
5 Kota Favorit Rayakan Malam Tahun Baru – Malam pergantian tahun tinggal menghitung hari saja. Bagi sebagian orang tentunya telah mempersiapkan segala sesuatu untuk merayakan pergantian tahun tersebut.
Selain Jakarta, ada beberapa daerah di Indonesia yang banyak dipilih menjadi tempat favorit merayakan akhir tahun.
Jakarta
Meski banyak warga yang Jakarta akan bermalam tahun baruan di luar kota, namun antuasias dari warga Jakarta yang tidak bisa luar juga tidak kalah di ibukota ini.
Kawasan wisata seperti Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan dan masih banyak lainnya setiap tahun selalu menyiapkan acara-acara menarik dalam menyambut Tahun Baru.
Bagi Anda yang masih bingung ingin pergi ke mana merayakan malam pergantian tahun, semoga informasi di atas dapat membuat Anda segera mengambil pilihan.
Yogyakarta
Mendengar kata Yogyakarta tentu saja yang terbayang oleh Anda adalah Gudeg, Malioboro dan Keraton, selain keramahan khas penduduknya. Unsur inilah yang sepertinya selalu menjadi faktor pendorong untuk selalu ingin kembali kesana, terlebih saat akan merayakan tahun baru.
Lombok
Mulai bosan dengan Bali? Mengapa tidak mencoba ke Lombok? Di sini pemandangan alamnya tidak kalah dengan Bali, bahkan lebih indah, sepi dan jauh lebih bersih.
Tengok saja Pantai Sengigi yang masih cukup bersih dari jangkauan para turis. Berbagai macam akomodasi tersedia cukup variatif di Senggigi, tinggal Anda menyesuaikannya dengan budget yang anda miliki. Selain itu Anda juga bisa menikmati keindahan laut dengan menyelam di Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno.
Bali
Sebagai kawasan wisata yang tidak pernah sepi dikunjungi turis domestik maupun asing, Bali, memang masih pilihan utama bagi sebagian orang untuk merayakan malam pergantian tahun baru.
Eksotisnya Pantai Legian dan Sanur memang sangat pas bagi Anda yang ingin merayakan tahun baru di tepi pantai bersama keluarga atau dengan pasangan.
Bandung
Kota Kembang ini juga tidak pernah kalah sepi dalam mengantongi kunjungan penduduk yang ingin merayakan tahun baru. Meskipun Bandung tidak lagi terasa sejuk seperti beberapa tahun yang lalu, kota yang mulai didominasi oleh factory outlet ini masih tetap menawarkan daya tarik yang berbeda dari kota lain yang ada di Indonesia.
Di Bandung, Anda dapat merayakan pergantian tahun di sepanjang jalan Dago Atas, daerah Gasibu dan Alun-alun Bandung.
Meski selalu terjadi kepadatan yang luar biasa di setiap malam tahun baru, rupanya tidak pernah menyurutkan penduduk yang berasal dari luar daerah yang ingin menikmati Bumi Sangkuriang tersebut.
Baca selengkapnya »
Senin, 26 Desember 2011
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Motif Pembunuhan di Bekasi Gara-gara Asmara
Ilustrasi
JAKARTA, Identitas mayat perempuan yang ditemukan di kebun kosong, Jalan Masjid Al Ikhlas, Kampung Bojong Tua RT 05 RW 01, Kelurahan Jatimakmur, Pondok Gede, Kota Bekasi pada Kamis (22/12/2011) lalu akhirnya terkuak. Perempuan itu yakni WW. Polisi juga sudah mengamankan dua orang pria berinisial A dan I terkait kasus pembunuhan itu. Sementara itu, R yang diduga pembunuh WW masih diburu aparat kepolisian.
Motifnya diduga karena asmara. Kata dua pelaku yang ditangkap, mereka terlibat cekcok sebelum R membunuh WW.
-- Kombes Priyo Widyanto
Dari keterangan A dan I yang berperan menggali tanah untuk mengubur WW diketahui bahwa antara WW dan R memiliki hubungan spesial. Pembunuhan itu pun ditengarai lantaran persoalan asmara. Hal ini disampaikan Kapolres Bekasi Kota, Komisaris Besar Priyo Widyanto, Jumat (23/12/2011), di Mapolda Metro Jaya.
"Motifnya diduga karena asmara. Kata dua pelaku yang ditangkap, mereka terlibat cekcok sebelum R membunuh WW," ujarnya.
Dikatakan Priyo, lokasi penemuan mayat juga merupakan tempat yang sering dipakai untuk berkumpul A, I, dan R. "Jadi sempat marah-marah, kemudian R menyerang korban pakai golok," ujar Priyo.
Golok itu didapat dari petugas keamanan di sekitar lokasi yang diambil oleh A. Golok itu kemudian diberikan kepada R melalui I. Setelah R menyerang korban, A dan I kemudian menguburkan WW di kebun kosong. "Golok kami temukan di lokasi," kata Priyo.
Sebelumnya, mayat perempuan tanpa identitas ditemukan di kebun kosong, Jalan Masjid Al Ikhlas, Kampung Bojong Tua RT05 RW01, Kelurahan Jatimakmur, Pondok Gede pada Kamis (22/12/2011) pagi. Saat ditemukan, korban mengenakan baju cokelat bertuliskan "Strenght the Timer" dan celana panjang jeans berwarna hitam tanpa identitas. Mayat ditemukan dengan posisi telungkup dan terkubur hampir setengah badan, yakni dari kepala hingga punggung. Selain itu, bagian belakang kepala juga mengalami luka parah.
Baca selengkapnya »
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Tangki Penyimpanan BBM Ditembaki
Ilustrasi: AK 47 laras panjang.
LHOKSEUMAWE, Orang tak dikenal menembaki lokasi penyimpanan bahan bakar minyak (BBM) di area basecamp Tim Survei Minyak dan Gas, Sawang, Kabupaten Aceh Utara, Jumat (23/11/2011) dini hari. Tak ada korban jiwa dalam aksi penembakan yang mengenai tangki-tangki minyak.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Aceh Ajun Komisaris Besar Gustav Leo mengatakan, peristiwa penembakan di tempat penyimpanan minyak itu terjadi sekitar pukul 03.00. Dari keterangan saksi, jumlah penembak satu orang dengan senjata laras panjang. Dari selongsong peluru, diidentifikasi senjata yang dipakai jenis AK 47.
"Mengenai motifnya, kami masih belum mengetahui. Saat ini masih diselidiki oleh Polres Kota Lhokseumawe," kata Gustav.
Pelaku menembak dengan cara memberondong secara membabi buta. Ini diketahui dari jumlah selongsong yang ditemukan polisi di lokasi kejadian yang mencapi 20 butir, termasuk lima butir peluru yang tak meledak.
Rentetan tembakan itu sebagian besar mengenai tangki minyak yang tersimpan di area basecamptersebut. Setelah menembak, pelaku kabur.
Baca selengkapnya »
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Di Denpasar, Juru Parkir pun Menari
Inilah tari Catur Bhrajatu, yang dibawakan para juru parkir di Denpasar, Bali, Selasa (20/11/2011) malam. Tarian ini direkam dan akan diperbanyak untuk souvenir dari PD Parkir Kota Denpasar.
DENPASAR, Juru parkir atau tukang parkir menari dan menabuh? Ya, juru parkir di bawah naungan PD Parkir Kota Denpasar boleh unjuk bakat seni dan diberikan ruang pentas. Tak hanya itu, pementasan puluhan juru parkir yang piawai menari serta menabuh ini bakal disimpan dalam kepingan cakram kompak alias CD (compact disc).
Selanjutnya, cakram itu akan diperbanyak sehingga menjadi ratusan keping yang dijadikan suvenir bagi tamu-tamu Kota Denpasar. "Ini kebanggaan. Mereka mungkin hanya dikenal sebagai pengatur kendaraan parkir. Namun, jangan salah, para juru parkir ini juga punya kemampuan," kata Direktur PD Parkir Kota Denpasar Nyoman Sudhiantara.
Ia mengatakan, pihaknya memberikan perhatian dan wadah bagi juru parkir ini untuk turut melestarikan budaya lokalnya. Selain itu, mereka juga diberi kebebasan berkreasi dalam seni.
Rencananya, 50 penari dan penabuh gamelan yang semuanya anggota juru parkir yang jumlahnya sekitar 800 orang di Kota Denpasar bakal pentas di Puri Satria, Denpasar, Selasa malam ini. Pentasnya berupa tabuhan lelambatan serta tabuhan kreasi.
Pada tarian akan dipentaskan tarian kreasi juru parkir dan Catur Bragatu. "Ini mereka sendiri yang berkreasi. Nyoman Suarsa, juru parkir yang jadi koreografernya. Keren dah... pokoknya," kata Sudhiantara.
Baca selengkapnya »
0
Source: http://smartcome.blogspot.com
Ibu Bekerja Masih Dominasi Pilih Susu Formula
DENPASAR, Alasan ibu bekerja sehingga sulit memberi asupan air susu ibu (ASI) hingga bayi 24 bulan masih mendominasi pemilihan susu formula sebagai solusi. Bahkan, rendahnya ibu menyusui ini hampir merata di seluruh Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan.
"Pemisahan bayi dari ibunya setelah melahirkan bisa menjadi awal melenggangnya susu formula di perkenalkan kepada bayi dan sulit menerima ASI."
Karena itu, propaganda agar ASI tetap menjadi pilihan bagi para ibu terus ditingkatkan. Namun, peran lingkungan sekitar ibu, seperti suami hingga keluarga sekitarnya, juga menentukan.
"Memang menjadi sia-sia jika seorang ibu memiliki semangat menyusui, tetapi tidak didukung suami dan lingkungan sekitarnya. Apalagi, kendala pekerjaan sehingga menyulitkan memberikan asupan ASI kepada bayi. Program ASI dan melawan susu formula tidak hanya untuk kaum perempuan saja, tetapi juga kaum laki-laki," kata Ketua Satgas ASI Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia I Gusti Ayu Nyoman Partiwi pada acara ASI Healing Mother Earth di Desa Kertalangu, Denpasar, Bali, Jumat (23/12/2011) malam.
Ia menambahkan, program ASI ini tidak terhenti pada bagaimana dan strategi menyusui sukses hingga bayi berusia dua tahun, tetapi juga memberi pengertian edukasi terhadap anak. Kelebihan ASI, lanjutnya, terletak pada kekebalan daya tubuh bayi.
Akan tetapi, orangtua tetap harus memberi bimbingan dan latihan terhadap sang bayi agar pertumbuhannya juga terangsang baik karena dasarnya sudah mendapatkan asupan yang baik dari ibunya, lanjut Tiwi.
Selain itu, ia juga berharap para ibu berani melawan mitos-mitos, termasuk berani melawan dokter atau pihak rumah sakit seusai persalinan agar tidak bersedia dipisahkan dengan bayinya.
Menurut Gusti Ayu, pemisahan bayi dari ibunya setelah melahirkan bisa menjadi awal melenggangnya susu formula di perkenalkan kepada bayi dan sulit menerima ASI.
Sementara Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi Bali Bikin Suryawan mengakui masih rendahnya kesadaran ibu menyusui.
Sejak Juli tahun ini, beberapa dokter dan ibu perhatian terhadap ASI di Bali membentuk komunitas Bali Peduli ASI. Mereka tengah gencar mengajak ibu-ibu bekerja untuk tetap bisa memberikan ASI.
Selain itu, juga mengajak para pengusaha agar memberikan peluang serta ruang kepada karyawannya yang masih memiliki bayi, terutama di bawah dua tahun, agar bisa memberikan ASI.
Baca selengkapnya »
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Tawangmangu Tetap Jadi Primadona
Pengunjung mengisi liburan di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (24/12/2011).
KARANGANYAR, Seperti biasa pada akhir pekan, obyek Wisata Grojogan Sewu di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dipadati pengunjung.
Apalagi, sekarang ini bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru, serta liburan sekolah. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah memenuhi salah satu andalan daerah ini.
Area parkir dipenuhi mobil berpelat B (Jakarta), F (Bogor), H (Semarang), dan daerah-daerah lain. Dengan membayar Rp 10.000 (per mobil) dan Rp 6.000 (per orang), pengunjung sudah bisa menikmati kesejukan udara di Air Terjun Grojogan Sewu.
Suara deburan air terjun yang jatuh dari tebing mengenai bebatuan di bawahnya, memberi kesan tersendiri bagi pengunjung. Cipratan air yang lembut pun menerpa wajah.
Tawangmangu berjarak hanya 30kilometer dari Kota Solo, dengan rute berkelok-kelok yang dapat ditempuh dalam waktu satu jam.
Pengunjung juga dapat menikmati sate kelinci atau sate ayam atau soto daging yang tersedia pula di dalam tempat Wisata.
Baca selengkapnya »
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Trubus: Video Mesuji Bukan Rekayasa!
Warga Mesuji menyambut kedatangan rombongan Komisi III DPR.
JAKARTA, Abdul Majid alias Trubus, mantan anggota Pam Swakarsa dari PT Silva Inhutani, mengungkapkan, tak ada rekayasa dalam video Mesuji yang diedarkan di Youtube dan yang dipertontonkan kepada Komisi III DPR. Menurut dia, video mengenai kekerasan di Kabupaten Mesuji, Lampung, diambil sendiri olehnya dengan memakai kameranya.
Makanya itu, kalau ada yang menyatakan saya merekayasa, saya siap bertemu orangnya.
-- Trubus
Sementara peristiwa di Mesuji, Sumsel, Trubus mengaku bukan ia yang mengambil gambarnya dan tak tahu kronologi peristiwa itu. Ia hanya memotret kepala yang telah dipenggal di PT SWA tersebut. "Tidak ada rekayasa. Saya yang ambil gambar itu. Gambar itu saya ambil dan niat saya mewakili kawan-kawan untuk disampaikan kepada Presiden bagaimana nasib teman-teman di sana. Makanya itu, kalau ada yang menyatakan saya merekayasa, saya siap bertemu orangnya," ujar Trubus dalam diskusi "Kasus Mesuji, Fakta atau Rekayasa" di Jakarta, Jumat (23/12/2011).
Trubus juga meminta agar para pejabat negara dan pemerintah tidak meributkan masalah video itu, tetapi mencari solusi untuk penyelesaian Mesuji yang dianggap sangat tidak adil terhadap warga. "Saya minta jangan lagi meributkan soal gambar. Saya ingin bagaimana masyarakat Mesuji yang saat ini masih hidup di pengungsian," kata Trubus.
Sebelumnya diberitakan, salah satu adegan sadis yang ditampilkan dalam video "Pembantaian Mesuji" ternyata juga diambil dari konflik di Thailand selatan. Hal itu dilansir kantor berita CBS News yang ditulis 16 Desember 2011. Di dalam berita yang menganalisis isi video pembantaian Mesuji yang tersebar luas di dunia maya ini terungkap bahwa salah satu adegan video itu diambil di Thailand selatan. Para pelaku pembantaian yang terlihat memakai celana loreng, bersenjata laras api, dan mengenakan penutup muka ini ternyata para anggota separatis Pattani. Dalam adegan video yang digabungkan pula dengan pembunuhan sadis di Sodong, Ogan Komering Ilir, ini, CBS meyakini bahwa itu terjadi di Thailand berdasarkan bahasa dan dialek yang digunakan, yaitu Melayu Pattani.
Baca selengkapnya »
0

Cuaca Buruk Tenggelamkan Kapal
Ilustrasi
PADANG, Cuaca buruk dengan gelombang laut dan badai yang terjadi pada Jumat (23/12/2011) pagi menenggelamkan KM Sumber Baru. Kapal motor bermuatan bahan bakar minyak itu tenggelam di perairan Pulau Pandan, Sumatera Barat, yang berjarak sekitar 15 mil dari Kota Padang.
Kepala Pos Syahbandar Wilayah Kerja Pelabuhan Muaro, Kota Padang, Zulmardi, mengatakan, kapal sedang berlayar dari Pelabuhan Muaro, Kota Padang, menuju Muara Sikabaluan, Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar. Kapten kapal dan delapan anak buah kapal selamat dalam peristiwa itu.
Menurut Zulmardi, kapal penangkap ikan telah berupaya menarik KM Sumber Baru. Namun, karena air sudah terlalu banyak masuk, kapal itu akhirnya tenggelam. Sementara kapten dan awak kapal akhirnya diselamatkan awak kapal penangkap ikan tersebut.
Baca selengkapnya »
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
5 Seniman Raih Penghargaan Batanghari Sembilan
Salah satu pertunjukan monolog dalam malam pemberian Anugerah Seni Batanghari Sembilan yang diumumkan Jumat (23/12/2011) malam di Palembang, Sumatera Selatan.
PALEMBANG, Lima seniman Sumatera Selatan memperoleh Anugerah Seni Batanghari Sembilan tahun 2011.
Mereka adalah Armada Mandala Simaoera untuk anugerah bidang senirupa, Ermayanti untuk bidang seni tari, dan Eko Putra untuk bidang seni sastra.
Adapun Edwin Fast menerima anugerah bidang seni teater, dan Edy Wiranata untuk bidang seni musik.
Tiap nominasi, terdapat delapan nominator yang dipilih berdasar karya mereka tahun 2011.
Selain memperoleh piagam penghargaan, para penerima anugerah memperoleh hadiah biaya.
Anugerah Seni Batanghari Sembilan merupakan penghargaan seni untuk para seniman Sumatera Selatan. Penghargaan tahunan ini diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Sumatera Selatan sejak tahun 2009, dan diharapkan dapat mendorong seniman Sumatera Selatan untuk terus berkarya.
Selain pemberian anugerah, acara penghargaan seni ini juga menjadi panggung kesenian yang menampilkan seni dan budaya Sumatera Selatan.
Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, menyayangkan panggung kesenian ini tak dapat dinikmati masyarakat. Acara hanya dapat dinikmati para undangan. Padahal, acara ini dapat menjadi ajang sosialisasi kesenian Sumatera Selatan.
"Saya berharap, tahun depan bisa ditayangkan ke masyarakat yang lebih luas, misalnya dengan ditayangkan di televisi atau stadion," tuturnya.
Para penampil di antaranya adalah peraih penghargaan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini ditampilkan pula wayang kulit Palembang yang langka ditampilkan.
Batanghari Sembilan adalah istilah untuk kebudayaan yang berbasis pada sungai yang berkembang di Sumatera bagian Selatan. Istilah ini juga digunakan untuk irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di wilayah itu.
Dalam Bahasa Indonesia, Batanghari Sembilan berarti sembilan anak sungai besar. Istilah ini diduga berdasar dari anak-anak sungai Musi yang berjumlah sembilan, yaitu Kelingi, Beliti, Lakitan, Rawas, Rupit, Lematang, Leko, Ogan, dan Komering.
Baca selengkapnya »
0

Source: http://smartcome.blogspot.com
Hentikan Kekerasan Terhadap Wartawan
Ilustrasi
KUPANG, Hentikan setiap bentuk tindak kekerasan terhadap wartawan yang melakukan tugas mencari, mengumpulkan, dan menyampaikan informasi kepada publik. Jika ada pelanggaran yang dilakukan insan pers, pihak yang merasa dirugikan silakan mengambil langkah hukum.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, mengatakan hal itu kepada pers di Kupang, Jumat (23/12/2011).
Kekerasan, kata Lebu Raya, tidak akan menghapus tugas dan peran media massa menyampaikan fakta kepada publik, termasuk melakukan kontrol dan pengawasan terhadap pejabat. Informasi yang disampaikan media massa juga memiliki sisi positif, yakni peringatan dan dukungan terhadap pembangunan.
Ia mengatakan, dua kasus kekerasan terhadap wartawan dalam dua bulan terakhir ini tidak boleh terulang lagi pada tahun 2012 nanti. Fungsi dan peran pers dalam era demokrasi dan keterbukaan seperti sekarang sangat penting.
"Kita butuh pers untuk menyampaikan informasi kepada publik, termasuk melanjutkan program dan kebijakan pemerintah kepada masyarakat, atau sebaliknya menyampaikan informasi dari masyarakat kepada pemerintah," kata Gubernur.
"Kita serahkan kasus kekerasan kepada aparat penegak hukum. Mereka bekerja lebih profesional menangani kasus ini. Saya imbau pelaku segera ditangkap dan diproses sehingga tidak ada lagi prasangka-prasangka buruk," katanya.
Tetapi, ia mengingatkan agar pers juga menyampaikan informasi sesuai fakta, bersifat konfirmatif, berimbang, dan sesuai kode etik jurnalistik. Jika ada pelanggaran yang dilakukan insan pers, tidak berarti semua pihak harus bertindak di luar ketentuan.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia NTT, Didimus Payong Dore, mengatakan, dalam dua bulan terakhir telah terjadi dua tindak kekerasan terhadap insan pers di Kota Kupang.
Peristiwa pertama, perusakan kamera wartawan dan pelarangan meliput oleh pengawas pendidikan dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang.
Kasus terakhir adalah pelemparan dan pembakaran rumah wartawan mingguan Erende News, Dance Henuk, di Rote Ndao oleh orang tak dikenal. Peristiwa itu diduga menyebabkan seorang anak Dance, Gino Henuk (berusia satu bulan), mengalami trauma, stres, dan akhirnya meninggal dunia.
Masih mengungsi
Dance Henuk, korban tindak kerasan yang terjadi pada hari Minggu (11/12/2011) lalu, mengemukakan, ia bersama istri dan seorang anak masih mengungsi di rumah keluarga di Desa Dalekolu, Kecamatan Rote Selatan, sekitar 10 kilometer dari rumah kediaman Dence, di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain.
"Saya masih stres dan trauma akibat kejadian itu. Sejak itu, saya belum bisa bekerja secara bebas. Saya hanya melakukan liputan ringan-ringan saja, dan tidak berani berjalan sendirian," kata Henuk.
Pelemparan dan pembakaran rumah Dance diduga akibat pemberitaan mengenai korupsi dana bantuan operasional sekolah, korupsi, dan proyek pembangunan rumah sederhana di dinas transmigrasi, serta perjalanan dinas fiktif pejabat daerah setempat.
Baca selengkapnya »
0
Source: smartcome.blogspot.com
Belajar Renang, Siswa SD Tewas
MADIUN, Adhitya Yubhi Dewantara (11) siswa kelas V SDN Mojorejo 2, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jatim, mengembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit, Jumat (23/12/2011) ini.
Ia meninggal dunia, setelah tenggelam di kolam renang saat belajar renang bersama teman-temannya dalam acara mengisi akhir semester.
Mustakim, guru pendamping, mengatakan, sebanyak 86 siswa terdiri atasi 37 laki-laki dan 49 perempuan, mengikuti kegiatan renang didampingi sejumlah orangtua murid dan dua guru pendamping. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah itu berlangsung lancar hingga selesai.
Namun menjelang persiapan pulang, tiba-tiba sejumlah siswa berteriak minta tolong. Rupanya mereka melihat korban tenggelam di kolam dengan mulut penuh makanan.
"Upaya penyelamatan langsung dilakukan saat itu, dengan mengangkat korban dari air dan mengeluarkan air yang terminum. Namun sayang jiwanya tidak tertolong. Ia meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Griya Husada Madiun," ujar Kepala Polsek Wungu, Ajun Komisaris Heru Kun.
Hingga kini polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban. Polisi akan memeriksa sejumlah saksi, termasuk guru dan orangtua yang hadir.
Baca selengkapnya »
Sabtu, 24 Desember 2011
0

TGPF Temukan Indikasi Fakta Baru
TGPF Kunjungi Mesuji
MESUJI, Tim Gabungan Pencari Fakta yang diketuai Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Deny Indrayana mendapatkan banyak indikasi data dan informasi baru seputar konflik di Kabupaten Mesuji, Lampung.
Fakta itu akan didalami Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mencari jalan keluar penyelesaian konflik. Hal itu disampaikan juru bicara TGPF, Indriaswati Dyah Saptaningrum, Kamis (22/12/2011) di daerah Moro-moro Register 45, Kabupaten Mesuji, Lampung.
Ia mengatakan, fakta baru yang didapat TGPF seputar konflik agraria yang terjadi di Kabupaten Mesuji belum pernah ada dalam laporan dari sejumlah pihak yang selama ini melaporkan persoalan Mesuji ini kepada pemerintah.
Akan tetapi, Indriaswati menolak menyebutkan secara spesifik fakta yang dimaksud. Yang jelas, kata dia, informasi itu, di antaranya, menyangkut identitas korban penggusuran, perlakuan yang mereka diterima, dan kemungkinan pelakunya.
"Kami akan mendalami setiap informasi, data, dan masukan yang kami terima seputar kasus di Mesuji," katanya.
Source: http://regional.kompas.com/read/xml/2011/12/22/20362175/TGPF.Temukan.Indikasi.Fakta.Baru.
Baca selengkapnya »
0

Asap solfatara yang keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda, terkumpul dan membentuk awan kecil di atasnya, Rabu (17/8/2011). Di gunung ini, tim Ekspedisi Cincin Api Kompas memfokuskan eksplorasi mengenai suksesi alam. Gunung Anak Krakatau, pada awal kemunculannya tidak dihuni makhluk hidup, kini menjadi habitat berbagai macam flora dan fauna.
Source: http://smartcome.blogspot.com/2011/12/kegempaan-gunung-anak-krakatau.html
Kegempaan Gunung Anak Krakatau Meningkat
CINANGKA, Kegempaan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda pada Rabu (21/12) sebanyak 165 kali, atau meningkat dibandingkan dengan hari sebelumnya yang 146 kali.
"Dari total kegempaan yang terjadi itu, sebanyak lima kali di antaranya merupakan embusan dan 160 kali vulkanik dangkal dan dalam," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) Antor Tripambudi di Cinangka, Serang, Kamis (22/12/2011).
Menurut dia, dalam sebulan terakhir ini, tingkat gempaan GAK flutuasi, tetapi mengalami penurunan ketimbang ketika awal penetapan statusnya menjadi level III atau Siaga pada 30 September 2011.
Terkait kondisi GAK yang masih mengeluarkan kegempaan, Anton mengharapkan agar warga tidak terpengaruh dan tetap melakukan aktvitas rutin seperti biasa.
"Kami menginformasikan kepada warga atau siapa pun untuk tidak panik, apalagi sampai gelisah, karena posisi kita aman sepanjang rekomendasi yang kami buat tidak dilanggar," katanya.
Salah seorang warga Anyer, Kabupaten Serang, Doni, secara terpisah mengaku tidak terpengaruh dengan kondisi Gunung Anak Krakatau yang terjadi saat ini. "Kalau saya pribadi tidak masalah. Saya tetap mencari ikan di tengah laut, seperti biasanya," katanya.
Dia mengatakan, kondisi kegempaan Gunung Anak Krakatau yang saat ini ada pada level III belum membawa dampak yang dirasakan. "Warga selama ini tidak resah karena kegempaannya kali ini tidak seheboh tahun 2010," katanya.
Baca selengkapnya »
Langganan:
Postingan (Atom)